KOTABARU, metro7.co.id – Pengamat Sosial dan Politik, Kotabaru, Rony Syafriansyah menyayangkan pelarangan awak media meliput saat debat paslon. Kehadiran sejumlah media menurutnya justru sangat menguntungkan pihak KPU dan paslon

“Media mempunyai sisi yang berbeda melakukan peliputan dalam melakukan analisa terhadap sebuah kegiatan apalagi debat publik yang harus diketahui banyak orang,” ujar Rony saat ditemui wartawan, Selasa (17/11/20).

Ia mengatakan KPU sebenarnya tertolong secara sosialisasi dengan kehadiran banyak media mainstream meliput kegiatan debat tersebut.

Sebenarnya dia sangat mengharapkan ada stop door, wawancara khusus setelah acara debat. Disitulah kata dia kesempatan dari paslon atau jurkamnya untuk menyampaikan guna memperkuat visi misi pada saat debat.

“Ini malah dihalangi, sangat -sangat kebablasan dalam susana pesta demokrasi lima tahunan kita mencari figur pemimpin yang ideal, ada satu sisi penghalangan informasi yang dilakukan oleh penyelenggara, kami sangat menyayangkan itu,” tutur Rony

“Kita mengharapakan ini tidak terjadi lagi, kedepannya. Harapan kami ini menjadi pesta demokrasi yang benar-benar baik, sehat, fair, sehingga masyarakat yang di dalam Pulau Laut tetapi juga yang jauh di kecamatan mendapatkan informasi yang akurat dan baik terhadap paslon yang bertarung di pilkada,” katanya lagi.

Terakhir ia berpesan agar KPU bisa sedikit flexible terhadap protokol kesehatan.

“Karena semuanya pasti menyadari, dan memahami, tapi apakah KPU sendiri sudah memberlakukan itu secara benar-benar. Jangan sampai diberlakukan untuk media namun hal-hal lain tidak berlaku,” kata dia. *