AMUNTAI – Tingginya daya saing membuat para pengayam atap daun rumbia tradisonal mengalami penyusutan penjualan seiring dengan berjalannya waktu, yang kian hari makin sedikin, baik pengayam maupun penjual.
Pasalnya, ada beberapa faktor terhambatnya para pengayam dan penjual yaitu, kedaan cuaca kurang memungkinkan, bahan pengolahan, kurangnya peminat dikarenakan daya saing.
Marhat salah satu pengrajin sekaligus penjual ketika ditanya mengenai penjualan atap rumbia mengatakan untuk penjualan saat ini kurang, dirinya juga sudah puluhan tahun mengerjakan kerajinan anyaman atap rumbia ini,
Kalau ada bahan, baru dikerjakan dan walaupun ada bahan kalau kondisi cuaca tidak memungkinkan tidak bisa juga,”ungkap salah satu warga Desa Garunggang ini, Jum’at (19/12).
Dia juga mengatakan biasanya untuk mengerjakan 100 buah atap bisa mencapai waktu dua hari dan dijual Rp. 1.000 perbuahnya. Itupun kalau pengarajin yang lihai mengayam.
Dia juga berharap kepada pemerintah daerah agar memperhatikan pengrajin anyaman tradisonal agar tidak punah, sebab pekerjaan ini merupakan peninggalan nenek muyang. (Metro7/Awir).