BARABAI, metro7.co.id – Ribuan guru di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) meramaikan upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), di Lapangan Dwi Warna Barabai, Rabu (15/5) pagi.

Nampak seluruh guru yang hadir kompak menggunakan pakaian adat dari berbagai daerah di Indonesia.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) HST, Muhammad Anhar mengatakan, peringatan kali ini berbeda dengan tahun lalu.

“Tahun kemarin hanya perwakilan, tahun ini kita coba mengundang seluruh guru yang ada di HST, total guru dari Disdik dan Kementerian Agama (Kemenag) ada 4000 lebih,” jelasnya.

Pihaknya juga mengapresiasi dengan penghargaan kepada 78 guru dan siswa yang menorehkan prestasi, baik di tingkat provinsi maupun nasional.

“78 tersebut, yakni 55 orang siswa dan 23 orang guru. Baik tingkat provinsi maupun nasional,” ujarnya.

Sementara, Wakil Bupati HST, H Mansyah Sabri membacakan pidato Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim.

“Lima tahun terakhir, waktu yang sangat mengesankan dalam perjalanan kami di Kemendikbudristek, menjadi pemimpin dari gerakan merdeka belajar semakin menyadarkan kami tentang tantangan dan kesempatan yang kita miliki untuk memajukan pendidikan indonesia,” katanya.

Menurutnya, bukan hal yang mudah untuk mentransformasi sebuahsistem yang sangat besar. Bukan tugas yang sederhana untuk mengubah perspektif tentang proses pembelajaran.

“Pada awal perjalanan, kita sadar bahwa membuat perubahan butuh perjuangan. Rasa tak nyaman menyertai setiap langkah menuju perbaikan dan kemajuan,” bebernya.

Lanjutnya, ketika langkah mulai serempak, tantangan dengan yang dihadapkan pernah tak terbayangkan, yakni pandemi. Dampak yang ditimbulkan mengubah proses belajar mengajar dan cara hidup kita secaradrastis. Pada saat yang sama, pandemi memberi kesempatanuntuk mengakselerasi perubahan.

“Dengan bergotong royong, kita berjuang untuk pulih dan bangkit kembali menjadi jauhlebih dekat. Ombak kencang dan karang tinggi sudah kita lewati bersama. Kini, kita sudah mulai merasakan perubahan terjadi di sekitar kita, digerakkan bersama-sama dengan langkah yang serempak dan serentak. Wajah baru pendidikan dan kebudayaan indoensia sedang kita bangun bersama dengan gerakan merdeka belajar,” tuturnya.

“Kita sudah mendengar lagi anak-anak Indonesia berani bermimpi karena mereka merasa merdeka saat belajar di kelas. Kita sudah melihat lagi guru-guru yang berani mencoba hal-hal baru, karena mereka mendapatkan kepercayaan untuk mengenal dan menilai murid-muridnya. Juga sudah menyaksikan lagi para mahasiswa yang siap berkarya dan berkontribusi, karena ruang untuk belajar tidak lagi terbatas di dalam kampus. Dan kita sudah merayakan lagi semarak karya-karya yang kreatif, karena seniman dan pelaku budaya terus didukung untuk berekspresi,” tambah Wabub.

Ia mengaku, lima tahun bukan waktu yang sebentar untuk menjalankan tugas memimpin gerakan merdeka belajar. Namun, lima tahun juga bukan waktu yang lama untuk membuat perubahan yang menyeluruh.

“Kita sudah berjalan menuju arah yang benar, tetapi tugas kita belum selesai. Semua yang telah kita jalankan harus diteruskan sebagai gerakan yang berkelanjutan. Semua yang sudah kita upayakan harus dilanjutkan sebagai perjalanan ke arah perwujudan sekolah yang kita cita-citakan. Waktu yang bergulir membawa pada akhir masa pengabdian. Namun, ini bukanlah titik akhir dari gerakan merdeka belajar,” ungkapnya.

“Dengan penuh ketulusan, saya Mendikbudristek mengucapkan terima kasih banyak atas perjuangan yang ibu dan bapak lakukan. Dengan penuh harapan, saya titipkan merdeka belajar kepada anda semua, para penggerak perubahan yang tidak mengenal kata menyerah untuk membawa Indonesia melompat ke masa depan,” tutupnya.