Perkumpulan Pusaka Gelar Workshop Kelembagaan Seni II
Tanjung — Perkumpulan Putera/Puteri Saraba Kawa (Pusaka) kembali menggelar Workshop Kelembagaan Seni. Workshop yang sudah kedua kalinya dilaksnakan ini, pembahasan difokuskan pada perencanaan, khususnya program-program bagi sanggar seni penerima dana pembinaan dari PT Adaro Indonesia.
Workshop yang dilaksanakan di Bengkel Ide, Rumah Belajar Saraba Kawa pada Selasa – Rabu (11 – 12 Juni 2013) itu diikuti oleh sanggar seni yang ditetapkan sebagai Sanggar Seni Terbaik pada Tabalong Ethnic Festival (TEF) 2011 dan 2012, ajang seni gelaran Perkumpulan Pusaka.
“Setiap sanggar seni terbaik TEF akan menerima dana pembinaan masing-masing 25 juta rupiah dan diharapkan dana ini dapat menjadi stimulan bagi berkembangnya sanggar-sanggar seni ini lebih baik lagi, karenanya Workshop Kelembagaan Seni II yang kami selanggarakan ini bertujuan untuk mempertajam hasil yang ingin dicapai atas setiap program yang dibuat dengan dana tersebut,” terang Firman Yusi, Direktur Eksekutif Perkumpulan Pusaka yang sekaligus bertindak sebagai fasilitator workshop.
“Dana yang bersumber dari program CSR PT Adaro Indonesia, karenanya dana ini tidak bersifat charity dan harus memiliki dampak perubahan yang signifikan untuk memperkuat lembaga-lembaga seni penerimanya, karenanya harus disusun perencanaan yang matang dimana setiap program yang dibuat akan berkontribusi pada penguatan kelembagaan,” papar Firman lagi.
Peserta workshop di antaranya adalah Sanggar Tatau Tandrik (Sanggar Seni Dayak Terbaik TEF 2011), Sanggar Suluh Banua (Sanggar Seni Banjar Terbaik TEF 2011), Sanggar Tatau Silu Bulau (Sanggar Seni Dayak Terbaik TEF 2012), Sanggar Misbahul Munir (Sanggar Seni Banjar Terbaik 2012) dan penerima program khusus pengembangan seni teater tradisional Banjar, Mamanda, yaitu Sanggar Pusaka Tabalong.
Peserta workshop wajib atas Ketua dan Sekretaris setiap sanggar, bersama dengan bendahara atau pengurus lainnya di sanggar.
Materi yang dibicarakan dalam workshop sendiri diantaranya adalah tentang Visi dan Misi masing-masing sanggar, perencanaan program dan indikator capaian bersama serta monitoring dan evaluasi. “Dokumen yang dihasilkan dari workshop diharapkan dapat menggambarkan input, output dan outcome dari setiap program yang disusun,” tambah Firman Yusi lagi. (Metro7/Release)
Workshop yang dilaksanakan di Bengkel Ide, Rumah Belajar Saraba Kawa pada Selasa – Rabu (11 – 12 Juni 2013) itu diikuti oleh sanggar seni yang ditetapkan sebagai Sanggar Seni Terbaik pada Tabalong Ethnic Festival (TEF) 2011 dan 2012, ajang seni gelaran Perkumpulan Pusaka.
“Setiap sanggar seni terbaik TEF akan menerima dana pembinaan masing-masing 25 juta rupiah dan diharapkan dana ini dapat menjadi stimulan bagi berkembangnya sanggar-sanggar seni ini lebih baik lagi, karenanya Workshop Kelembagaan Seni II yang kami selanggarakan ini bertujuan untuk mempertajam hasil yang ingin dicapai atas setiap program yang dibuat dengan dana tersebut,” terang Firman Yusi, Direktur Eksekutif Perkumpulan Pusaka yang sekaligus bertindak sebagai fasilitator workshop.
“Dana yang bersumber dari program CSR PT Adaro Indonesia, karenanya dana ini tidak bersifat charity dan harus memiliki dampak perubahan yang signifikan untuk memperkuat lembaga-lembaga seni penerimanya, karenanya harus disusun perencanaan yang matang dimana setiap program yang dibuat akan berkontribusi pada penguatan kelembagaan,” papar Firman lagi.
Peserta workshop di antaranya adalah Sanggar Tatau Tandrik (Sanggar Seni Dayak Terbaik TEF 2011), Sanggar Suluh Banua (Sanggar Seni Banjar Terbaik TEF 2011), Sanggar Tatau Silu Bulau (Sanggar Seni Dayak Terbaik TEF 2012), Sanggar Misbahul Munir (Sanggar Seni Banjar Terbaik 2012) dan penerima program khusus pengembangan seni teater tradisional Banjar, Mamanda, yaitu Sanggar Pusaka Tabalong.
Peserta workshop wajib atas Ketua dan Sekretaris setiap sanggar, bersama dengan bendahara atau pengurus lainnya di sanggar.
Materi yang dibicarakan dalam workshop sendiri diantaranya adalah tentang Visi dan Misi masing-masing sanggar, perencanaan program dan indikator capaian bersama serta monitoring dan evaluasi. “Dokumen yang dihasilkan dari workshop diharapkan dapat menggambarkan input, output dan outcome dari setiap program yang disusun,” tambah Firman Yusi lagi. (Metro7/Release)
Tinggalkan Balasan