Paringin — Kebijakan tidak popular yang dilakukan oleh Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono dengan menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sangat berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat kalangan menengah ke bawah. Sebagian warga terpaksa beralih mengunakan kayu bakar karena harga minyak tanah melambung tinggi.
Hal itu dapat dilihat dari meningkatnya pesanan dapur tanah. Industri kerajinan dapur atau gerabah pun kembali bergairah karena permintaan meningkat.
Kepala Dinas Perindustrian Perdangangan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Kabupaten Balangan, Wibowo, mengatakan peningkatan produksi gerabah memang sudah lama terjadi, sejak adanya kabar kenaikan harga minyak tanah. “Aapalagi di sejumlah desa yang ada di Kabupaten Balangan masyarakatnya masih banyak yang menggunakan kompor. Karena itulah mereka kembali menggunakan dapur yang cukup murah,” katanya.
Dengan bermunculannya para pembuat gerabah pemula ini secara tidak langsung dapat memberikan angin segar kepada para remaja yang tidak memiliki lapangan pekerjaan di Kabupaten Balangan.
Disperindagkop dan UKM Kabupaten Balangan langsung melakukan pembinaan dan memfasilitasi semua kegiatan yang dilakukan para pembuat gerabah. Fasilitas yang diberikan adalah dengan membangun tempat penjemuran dan tungku pembakaran.
Selain itu dilakukan pula pelatihan secara berkesinambungan sehingga kualitas hasil kerajinan tersebut semakin baik untuk dijual ke pasaran. ”Saat ini pembuatan gerabah semakin meningkat karena lahirnya para pengrajin pemula,” ujarnya.
Sementara itu para pembuat gerabah terlihat memanfaatkan ruang-ruang yang ada untuk melakukan pembuatan gerabah dari jembatan hingga halaman rumah semuanya digunakan untuk melakukan penjemuran dan pembuatan gerabah. (Metro7/Sri)