Amuntai –  Asisten 3 Setda HSU, Suyadi sampaikan Sambutan Bupati HSU, Rabu (14/5) di Aula Banua kita pada pelatihan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) jamur akar putih dan kering alur sadap serta teknik penyadapan yang baik dan benar pada tanaman karet.
“Hendaknya kesempatan pelatihan ini dimanfaatkan sebaik-baiknya guna peningkatan pengetahuan yang nantinya bisa diterapkan pada masing-masing pemilik kebun karet,” ujar Suyadi
sebagaimana diketahui bersama, bahwa luas wilayah Kabupaten Hulu Sungai Utara yang berjumlah 89.270 hektar, dan hampir 90 % merupakan lahan rawa lebak yang masih belum optimal untuk dimanfaatkan sebagai lahan pertanian maupun lahan perkebunan.
“kita patut bersyukur karena diberikan wilayah dengan lokasi lahan yang dapat dikembangkan tanaman perkebunan seperti karet, yang mungkin selama ini sudah menjadi mata pencaharian utama sebagai penopang ekonomi keluarga,” tuturnya.
Dalam hal ini setiap tahunnya pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Utara melalui Dinas Kehutanan, Perkebunan, Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Hulu Sungai Utara selalu berupaya untuk membantu petani pekebun melalui kelompok tani untuk pengembangan karet rakyat baik melalui dana APBD  propinsi Kalimantan Selatan maupun APBD Kabupaten Hulu Sungai Utara.
“luas lahan pengembangan karet yang kita kembangkan setiap tahunnya berkisar antara  25 sampai dengan 50 hektar, mengingat kemampuan dan kelayakan lahan dan anggaran yang kita miliki. sampai saat ini bantuan yang diberikan antara lain bibit unggul karet dan upah persiapan tanam berasal dari dana apbd Propinsi Kalimantan Selatan, sedangkan dari dana APBD kabupaten Hulu Sungai Utara berupa sharing seperti alat pertanian kecil, herbisida dan pupuk.” Terangnya
Untuk tahun anggaran 2014 ini kegiatan pengembangan karet rakyat ditetapkan untuk 2 kelompok tani dari desa pulau damar kecamatan banjang dengan luas 50 hektar.
 Adapun untuk kendala yang sering dihadapi para petani, baik sektor pertanian, perkebunan, perikanan maupun peternakan biasanya adalah penyakit, baik secara langsung maupun tidak langsung dapat menurunkan produktifitas dan menurunkan pendapatan petani tersebut. “Begitu juga halnya pada perkebunan karet seperti yang saudara peserta usahakan saat ini” Ujarnya(Metro7/Awir)