MARTAPURA, metro7.co.id – Krisis air akibat kekeringan masih terjadi karena kemarau yang berdampak terhadap lahan persawahan yang berada di kawasan daerah Martapura saat ini.

Selain krisis air bersih di kawasan Beruntung Baru, dampak kekeringan juga mengancam lahan pertanian di daerah tersebut.

Seorang petani, Syarif yang tinggal di Martapura, mengeluhkan lahan di persawahannya yang saat ini sudah mulai mengering. Sementara, padi yang ditanamnya masih memerlukan air untuk pertumbuhan.

“Sawah saya jadi kering begini, padi masih perlu air untuk tumbuh dan memerlukan ada pompanisasi,” ungkap Syarif, Jumat (20/9).

Tidak hanya Syarif yang mengeluhkan lahan sawahnya kekurangan air, petani Jazuli yang ada di Pekauman Martapura juga
kesulitan mendapatkan sumber air untuk mengairi sawahnya yang mulai kering. Sedangkan, sungai berjarak 2 kilomter.

“Kami sangat sulit cari air untuk sawah, maka cara satu-satunya harus sedot air pakai selang dari Sungai Martapura yang berjarak 2 kilometer dari sawah kami. Dan kami pun mengharapkan semoga ada bantuan untuk pompanisasi air,” jelas Jazuli.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Banjar, Warsita, menggapi masalah kekeringan yang dihadapi petani saat ini, dan berjanji akan mengakomodir keinginan para Kelompok Tani (Poktan) yang mengkhawatirkan tanaman padinya mengalami gagal tanam akibat cuaca panas ekstrem yang mengancam sawah petani di Martapura.

“Untuk solusi jangka pendeknya kita sudah meminjamkan bantuan pompanisasi untuk lahan pertanian para Poktan yang mengalami kekeringan dan kesulitan dalam melakukan pengairan. Seperti bantuan pompanisasi untuk Poktan Bina Swarga Desa Melayu Ilir, Kecamatan Martapura Timur, sudah ada 13 kelompok Tani (Poktan) yang mendapatkan bantuan pompanisasi,” beber Warsita.

“Adapun keluhan di beberapa petani lain di 26 Poktan di beberapa desa kecamatan lainnya segera menyusul,” tambahnya.

Selain melakukan penanganan jangka pendek untuk mencegah terjadinya gagal tanam. Dinas Pertanian Kabupaten Banjar juga sudah menyiapkan solusi penanganan jangka panjangnya, yakni sudah mengusulkan sebanyak 219 mesin pompa air ke pemerintah pusat.

Namun sementara ini, masih datang baru 26 dan sudah dibagikan ke kelompok pertanian. “Jadi tidak hanya lahan pertanian yang dekat dengan sumber air saja. Namun, untuk lahan pertanian yang jauh dari sumber mata air juga kami usulkan untuk bantuan khusus mesin pompa air dalam,” pungkasnya.