Tanjung — Penyakit malaria agaknya masih menjadi ancaman serius di Kabupaten Tabalong. Terutama  bagi warga yang banyak beraktivitas di tengah hutan seperti petani. Mereka sangat beresiko terjangkit penyakit yang disebarkan oleh gigitan nyamuk ini.
Dinas Kesehatan Kabupaten Tabalong, baru-baru tadi, melakukan langkah antisipasi dengan menggelar pertemuan detiminasi informasi dan sosialisasi surveyline migrasi program malaria tingkat kabupaten tahun 2013 di Kecamatan Jaro.
Kepala Seksi Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) pada Dinas Kesehatan Kabupaten Tabalong Taufik mengatakan, di Jaro masih banyak orang yang keluar masuk hutan. Padahal, kegiatan harian itu bisa menyebabkan potensi tinggi terserang malaria, bahkan dampak bisa menyebabkan kematian.
“Pertemuan ini dapat menekan pekerja masuk hutan terserang malaria, sehingga termonitor. Kami harapkan pekerja tidak sampai terkena malaria, karena malaria di hutan sangat berpotensi mengakibatkan kematian,” sebutnya. 
Untuk mengatasinya, Dinas Kesehatan mengimbau agar masyarakat yang ingin keluar masuk memanfaatkan fasilitas yang disediakan. Yaitu puskesmas. Setidaknya setiap kali keluar hutan dapat langsung memeriksakan diri apakah ada gejala malaria atau tidak. “Kami harapkan masyarakat bisa mengikutinya, supaya angka penderita malaria bisa dituntaskan,” imbuhnya lagi.
Sementara itu, untuk jumlah total kasus malaria di Kabupaten Tabalong sudah mencapai 700 kasus ditemukan dalam tahun 2013 ini. Jumlah ini diperkirakan menurun dari temuan kasus tahun sebelumnya yang mencapai 1.200 kasus. Meski begitu, Taufik berharap jangan sampai masyarakat tidak mempedulikannya, karena angka penurunan terjadi sangat kecil dari harapan. (Metro7/Via)