TANJUNG, metro7.co.id – Pusat Layanan Disabilitas dan Pendidikan Inklusi (PLDPI) provinsi Kalimantan Selatan menyambangi Kabupaten Tabalong untuk menggelar acara sosialisasi Deseminasi Informasi dan Komunikatif Pendidikan di SMAN 1 Tanjung Kecamatan Murung Pudak. acara ini dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan Tabalong Toni Marwan, Ketua FKPI Tabalong Wagimin, Guru pendamping anak berkebutuhan khusus serta para Orangtua murid, Senin (7/12/2020).

Kepala UPTD PLDPI Kalsel, Sri Ellyanie mengungkapkan acara ini bertujuan untuk lebih mengenalkan kepada masyarakat bahwa keberadaan PLDPI sudah ada di provinsi Kalimantan Selatan dan juga bertujuan untuk lebih tahu bagaimana cara menangani anak berkebutuhan khusus.

“Acara sosialisasi ini ditujukan kepada Guru pendamping Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), Orangtua murid, dan anggota Forum Komunikasi Pendidikan Inklusif (FKPI) Tabalong,” ujar Sri Ellyanie saat diwawancarai awak media Metro7.

Metode yang diterapkan oleh PLDPI yaitu sesuai dengan seksi PLDPI Kalsel yang ada.

“Yaitu seksi intervensi terpadu dan seksi pendidikan transisi,” pungkasnya.

Metode dari intervensi terpadu yang diberikan yaitu semacam terapi untuk anak yang memiki keterhambatan fisik.

“Jadi kita tangani itu sehingga mereka bisa melaksanakan kegiatan mereka sehari-hari. Untuk pendidikan transisi, jika anak sudah mulai bisa memperhatikan focus dan bisa memperhatikan pembelajaran maka akan dilanjutkan ke pembelajaran yang lebih lanjut lagi,” pungkasnya.

Sri juga berharap kepada orang tua agar tidak malu jika memiliki anak yang berkebutuhan khusus.

“Karena mereka juga punya hak untuk memperoleh pendidikan yang sama sebagaimana anak-anak normal lainnya. Jadi berilah ruang kepada mereka supaya bisa mengembangkan diri sesuai dengan kemampuan yang ada pada mereka sehingga mereka sudah bisa mandiri,” harapnya.

Mayalisani sebagai orang tua murid ABK SD Negeri 1.2 Belimbing Raya kecamatan Murung Pudak mengungkapkan sangat tertarik pada acara sosialisasi ini.

“Dengan digelarnya acara ini, kita sudah ada gambaran apa saja yang akan Orang tua murid berikan kepada ABK, setidaknya Pemerintah sudah memberikan partisipasinya kepada orang tua murid ABK,”

Mayalisani juga mengaku cukup kesulitan untuk mencari wadah pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus ini.

“Dengan diberikannya promosi kali ini, ternyata pemerintah juga mengadakan program untuk membantu,”. tuturnya

Ia juga mengharapkan dari sekolah-sekolah khususnya yang berpredikat inklusif.

“Agar para orangtua murid selain dari guru damping diberikan bantuan fasilitas agar anak lebih percaya diri seperti layaknya anak-anak normal,” ucap Maya.

Guru pendamping khusus Maya Rinasari juga berharap, setelah adanya sosialisasi dari PLDPI, untuk pendidikan anak inklusi agar lebih diperhatikan di daerah kabupaten begitupun masalah kurikulumnya agar lebih jelas.

“Bagi kami tenaga pengajarnya supaya bisa terarah dalam memberikan penilaian sesuan KKM yang diingikan,” ujarnya.

Ia juga mengharapkan perhatian dari sekolah dan pemerintah terkait gaji untuk para guru pendamping.

“Jadi tidak hanya menjadi beban oleh orangtua murid saja, namun dari sekolah dan pemerintah juga,” pungkasnya.****