• Grounding Tembaga 27 Tower Telkomsel Kebobolan
Banjarmasin – Base Transceiver Station (BTS) milik PT Telkomsel sepertinya terus saja menjadi sasaran pencurian.
Setelah beberapa waktu yang lalu, aki BTS kecolongan kini giliran grounding yang terbuat dari tembaga menjadi sasaran pencurian.
Beberapa BTS tower milik PT Telkomsel yang tersebar di Kalsel kecolongan. Grounding yang terbuat dari tembaga ini berfungsi menangkal kebocoran rambatan listrik.
Medio bulan Perbruari 2013 lalu, grounding di 27 BTS milik Terlkomsel dicuri.
Beruntung aksi sigap Unit Resmob Subdit III Ditreskrimum Polda Kalsel yang dipimpin Iptu Arisky Pardian berhasil membongkar jaringan pencuri grounding tersebut.
Hasilnya, sebanyak 5 pelaku berhasil diamankan. Mereka adalah Arif Hidayat alias Dayat (30), warga Jalan Pekapuran A RT 12 Banjarmasin Tengah, Hidayatullah alias Didayat (25), warga Jalan Sungai Jingah RT 05 Banjarmaisn Utara, Ari Irawan (22) warga Kertak Anyar Gang Antara RT 005, Rahmatullah alias Rahmat (21), warga Jalan Sultan Adam Kompleks A Andir Banjarmasin Utara dan Hamdi Pratama (23), warga Jalan HKSN Kompleks Herlina Perkasa Banjarmasin Utara.
Bersama kelimanya, petugas menyita barang bukti 22 batang grounding terbuat dari tembaga, 3 batang bar grounding terbuat dari tembaga, 1 kunci ring pas 12-14 mm, 1 kunci pas 17 mm dan 1 buah gergaji besi.
Ide aksi pencurian ini keluar dari Dayat yang tidak lain karyawan PT Biliton Jaya Raya sub kontraktor PT Telkomsel.
Tugasnya di persuhaan sub kontraktor PT Telkomsel membuatnya hapal dengan celah untuk memasuki BTS.
Kenal dengan wakar alias jaga malam, Dayat meminjam kunci pagar BTS dengan alasan memperbaiki AC di ruang Shelter.
Setelah berhasil masuk, Dayat menjalankan aksinya dengan membongkar grounding tersebut menggunakan kunci pas.
Modus yang sama terus ia lakukan hingga akhirnya berhasil membobol 27 BTS milik PT Telkomsel. Dalam aksinya itu, Dayat dibantu dengan beberapa orang yang berbeda.
Bersama dengan Andre yang masih dalam pengejaran (DPO) ia melakukan aksi di 23 BTS daerah Banjarmasin, Pelaihari, Banjarbaru dan Martapura. Lalu bersama dengan Ari serta Hamdi yang juga tak lain karyawan PT Biliton Jaya Raya sekali beraksi di BTS daerah Liang Anggang Banjarbaru.
Bersama Rahmat yang juga karyawan PT Biliton Jaya Raya, Dayat melakukan aksi di 2 BTS daerah Gatot Subroto dan Tri Sakti.
Terakhir dia beraksi di daerah Batola bersama dengan Hidayat.
Dayat meraup keuntungan dari aksinya itu dengan menjual plat grounding dari tembaga itu kepada pengepul seharga Rp57 ribu per kilogramnya.
“Saya pernah dikasih uang penjualan oleh Dayat Rp300 ribu. Cuma itu saja karena saya ditugaskan untuk menunggu di luar saat mengambil grounding tower,’’ ujar Hidayat.
Kabid Humas Polda Kalsel, AKBP Sunyipto menjelaskan, terungkapnya jaringan pencuri grounding ini bermula dari penyelidikan petugas di lapangan.
“Grounding itu kalau lepas memang ga mengganggu jaringan atau tower itu sendiri. Tapi itu penting karena bisa membahayakan warga yang berada di sekitaranya. Untuk Andre (DPO) terus kita kembangkan,’’ ujarnya, Rabu (15/5). (metro7/Aa)