Pria di Muara Uya Ditemukan Tewas Gantung Diri Didapur, Diduga Gangguan Jiwa
TANJUNG, metro7.co.id – Seorang pria ditemukan tewas diduga menggantung diri dikediamannya di Desa Mangkupum RT 3, Kecamatan Muara Uya, Kabupaten Tabalong, pada Kamis (25/4).
Pria yang ditemukan itu berinisial SB (37) ditemukan oleh anaknya sendiri yang masih berusia 11 tahun, sepulang dari sekolah.
Satuan Reserse Kriminal Polres Tabalong bersama Polsek Muara Uya pun melakukan pengamanan dan Pengolahan Tempat Kejadian Perkara (TKP) atas penemuan mayat ity.
Kapolres Tabalong, AKBP Anib Bastian melalui PS Kasi Humas IPTU Joko Sutrisno membenarkan penemuan mayat seorang pria yang diduga bunuh diri dengan cara menggantung diri tersebut.
“Menurut keterangan saksi WE dan YA, pada kamis (25/04/2024) sekitar pkul 11.30 WITA, keduanya bersama SB masih membantu bersih – bersih ke rumah duka korban laka lantas yang berada diseberang rumahnya,” ujar Joko, Jum’at (26/4).
Kemudian sekitar pukul 12.00 WITA, anak perempuan SB yang masih berusia 11 tahun baru pulang dari sekolah dan saat masuk rumah menemukan bapaknya dalam keadaan tergantung di dapur rumahnya.
Anak SB kemudian keluar rumah dan berteriak menyampaikan kepada saksi WE dan YA bahwa ayahnya bunuh diiri, kedua saksi kemudian masuk dan menemukan SB dalam keadaan tergantung dengan seutas tali ayunan dan kemudian melaporkan kejadiian tersebut ke Polsek Muara Uya.
Saat korban dilakukan pemeriksaan oleh pihak medis RSU H Badaruddin Maburai, temukan jejas jerat bebentuk huruf V pada leher korban dan tidak ditemukan adanya bekas kekerasan benda tajam maupun benda tumpul pada tubuh korban.
Menurut keterangan adik korban, korban telah melakukan percobaan bunuh diri sebanyak dua kali dan korban sebelumnya pernah dirawat di RSJ Sambang Lihum, Banjarbaru.
“Kuat diduga korban melakukan aksi gantung diri tersebut saat rumah dalam keadaan kosong ketika saat itu istri SB sedang pergi ke pasar dan anaknya pergi sekolah,” ucapnya
Pada saat ditemukan, korban dalam posisi terduduk menggunakan tali tambang ukuran kecil bewarna biru yang digunakan sebelumnya sebagai ayunan yang diduga dililitkan di leher jasad tersebut.
“Pihak keluarga tidak bersedia dilakukan autopsi dan menerima kejadian yang dialami korban karena kecelakaan / musibah dan bersedia Membuat pernyataan,” tandas Joko. ***