Program Detak Detik Disdukcapil Diikuti 92 Desa se-Tanah Bumbu, Gento : Sehari 200-300 Dokumen Mengalir
BATULICIN, metro7.co.id — Inovasi baru program Detak Detik yang diluncurkan Disdukcapil Tanah Bumbu awal November lalu, sudah diikuti 92 desa. Artinya, mereka sudah menggunakan aplikasi ini.
”Setiap hari sebanyak 200-300 dokumen yang mengalir ke tempat kami,” kata Kadisdukcapil Tanah Bumbu Gento Hariyadi kepada Wartawan, diruang kerjanya Senin (19/12/2022) seperti dikutip dari berita online aktualkalsel.com dan radio-swarabersujud.com.
Program Detak-Detik atau dikenal dengan kepanjangan Desa Tertib Administrasi Kependudukan dan Dengan Teknologi Informasi Komunikasi, menurut Gento, inovasi ini diluncurkan dalam rangka mendekatkan pelayanan administrasi kependudukan (adminduk) ke masyarakat dengan cara membuka lapak atau tempat layanan di seluruh desa dan kelurahan di Bumi Bersujud.
Dengan adanya aplikasi Detak Detik ini, masyarakat sangat diuntungkan. ”Dinilai dari segi ekonomis, efektivitas, efesiensi mereka untung, karena tidak perlu datang lagi ke Kantor Disdukcapil untuk antri berlama-lama” ungkapnya.
Cara kerja dari Detak-Detik adalah masyarakat datang ke kelurahan atau desa. Kemudian operator desa mengupload data dukung persyaratan yang diperlukan, lalu dikirim ke Disdukcapil Tanah Bumbu.
Selanjutnya Disdukcapil melakukan verifikasi data tersebut, dan dilakukan penginputan data di Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK).
Setelah jadi, maka dokumen tersebut dikirim via e-mail (surat elektronik) oleh Disdukcapil ke Desa atau Kelurahan.
Desa atau Kelurahan selanjutnya menerima dokumen dalam bentuk portable document format (PDF). ”Dan PDF ini berbasis weblink, produksi anak bangsa, termasuk orang Disdukcapil sendiri,” kata Gento.
Sebelum ada inovasi Detak Detik, dalam rangka meningkatkan pelayanan, kepada masyarakat, Disdukcapil ada membuat program yang dinamakan Sikadal (Sisir Kawasan Pedalaman).
Namun program ini tidak berhasil, meski mereka sudah melakukan jemput bola. ”Kami dari door to door, kami ngamen dari desa ke desa, dari kecamatan dan sampai daerah perbatasan. Namun hasilnya tidak maksimal, sehingga munculah program Detak Detik,” demikian Gento. ***