RANTAU, metro7.co.id – Puluhan supir angkutan batubara sambangi salah satu perusahaan pertambangan di Kabupaten Tapin, Provinsi Kalsel, Selasa (7/12).

Kedatangan para supir ini tidak lain untuk mendirikan surat terbuka yang dicetak dibaliho sebesar 3×2 di depan kantor perusahaan di KM 101.

Sejak pukul 17.00 Wita, para supir ini mulai berkumpul dan memasang empat buah baliho yang berisi surat terbuka.

Ditujukan kepada Presiden Republik Indonesia, Kapolri, Panglima TNI, Gubernur Kalimantan Selatan, Ketua DPRD Kalimantan Selatan, Kapolda Kalimantan Selatan, Danrem 101 Antasari, Bupati Tapin, Ketua DPRD Tapin, Kapolres Tapin, Dandim 1010 Tapin.

Isi surat terbuka tersebut, yakni “Kami mohon police line underpass KM 101 Antang Gunung Meratus DIBUKA KEMBALI, dikarenakan sudah merugikan kami yang menggantungkan hidup di sini, puluhan tongkang, ribuan truk, ribuan supir, ratusan mekanik, puluhan ribu orang yang bergantung dari aktivitas ini. TOLONG jangan jadikan kami pengangguran. TOLONG KAMI !!! beras, lauk, minyak goreng DI RUMAH SUDAH HABIS”.

Salah seorang warga yang juga menjadi supir angkutan, Sanun Sunarwanto mengatakan, dibuatnya surat terbuka ini sebab hingga saat ini tidak ada kejelasan kapan dibukanya jalan houling km 101 yang menjadi sumber mata pencaharian mereka.

“Karena ini merupakan satu–satunya hasil pendapatan kami yang telah bekerja selama bertahun–tahun. Hingga saat ini, tak ada kejelasan kapan jalan houling akan dibuka, sehingga kami nekat membuat surat terbuka,” ungkapnya.

Dijelaskannya, saat ini ada ribuan supir angkutan yang tidak bisa bekerja akibat penutupan jalan, karena disini ada 16 kode truk angkutan, dan setiap kode masing – masing 100 truk.

“Sehingga total truk yang tak bisa beroperasi sebanyak 1.600 truk. Tidak hanya itu setiap truk biasanya ada dua orang supir. Total 3.200 Supir angkutan yang terdampak dan terancam pengangguran apabila jalan houling tidak segera dibuka,” bebernya.

Ia juga meminta kepada pihak terkait agar dapat segera membuka jalan, dan jangan melibatkan para supir apabila ada permasalahan perusahaan.

“Karena para supir murni hanya ingin bekerja dan mencari penghasilan. Kalau ada permasalahan antara perusahaan tolong jangan libatkan kami para supir, karena kami yang tidak tahu apa–apa !!! malah yang paling dirugikan,” pungkasnya.[]