TANJUNG, metro7.co.id – Tradisi sedekah bumi atau disebut juga Bersih Desa atau Ruwat Bumi Sengkolo adalah ajaran leluhur Jawa pada jaman Sunan Kalijaga, tradisi ini mengajarkan rasa syukur kepada sang pencipta yang telah memberikan karunia, rahmat, keselamatan, rejeki sehingga segala usaha diberbagai bidang berjalan lancar dan melimpah.

Dengan adanya ritual Sedekah Bumi diharapkan Desa yang ditempati menjadi desa yang aman, tentram, hasil bumi melimpah dan masyarakatnya juga selamat dari marabahaya, taat dan tekun beribadah, rukun dan damai.

Ritual rutin ini biasanya dilaksanakan setelah panen, baik itu tanaman pangan maupun holtikultura, makanya disimbolkan dengan hasil tanaman padi dan palawija serta tanaman holtikultura tersebut dibikin gunungan (menyerupai gunung) yang dibawa keliling kampung untuk kemudian dibagikan kepada masyarakat secara beramai – ramai dilapangan desa.

Uwie adalah Desa Transmigrasi pada tahun 1985 dengan penduduk kebanyakan berasal dari jawa bagian tengah.

Selama kurang lebih 39 tahun warga transmigran ini menetap di Desa Uwie dan melaksanakan kegiatan tradsi sedekah bumi sudah 34 kali, artinya setelah menetap 5 tahun masyarakat Uwie baru melaksanakan ritual leluhur ini.

Camat Muara Uya, Aidy Risyawal saat ditemui Metro7 terkait Sedekah Bumi di Desa Uwie menyambut positif dan mendukung kegiatan tersebut dilestarikan sebagai khasanah budaya bangsa.

“Ritual Sedekah Bumi di Desa Uwie yang baru – baru tadi (20 mei 2024) dilaksanakan adalah kegiatan positif, sifatnya merupakan wujud rasa syukur masyarakat setempat dari hasil panen tanaman mereka, baik berupa pangan, buah dan hortikultura,”terangnya.

Dalam kegiatan ini masyarakat mengumpulkan secara swadaya hasil panennya masing – masing, kemudian dibentuk sedemikan rupa dengan berbagai macam model, seperti gunungan, lalu di arak keliling kampung untuk kemudian dibagikan secara cuma – cuma kepada masyarakat setempat atau maayarakat lain yang hadir pada acara tersebut.

Masih menurut Aldy, ritual sedekah bumi perlu dipertahankan dan dilestarikan, karena di dalamnya terkandung nilai-nilai postif.

“Kita ingin melestarikan kegiatan ini, supaya kedepannya masyarakat itu sendiri tidak kehilangan nilai-nilai postif didalamnya,”ungkap Aldy.

Bahkan pihak desa sendiri terkait kegiatan ini kedepannya berinisiatif menggandeng BNNK Tabalong, untuk memberikan sosialisasi Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika, mengingat dewasa ini peredaran narkoba kian marak dan merambah sampai ke desa – desa.