TANJUNG – Keberadaan bank sampah yang menjadi program Badan Lingkungan Hidup Daerah (BLHD) Tabalong, terus bertambah. Bank Sampah Induk guna mengakomodir hasil sampah bernilai ekonomis dari beberapa bank sampah pun segera dibentuk daerah penghujung Kalsel ini.
Dari yang ditargetkan bisa berdiri 100 bank sampah, kini setidaknya sudah ada sekitar 35 bank sampah yang telah terbentuk.
Menariknya tak hanya ada di kalangan kelompok masyarakat dipermukiman saja, bank sampah juga telah berdiri di perkantoran dan sekolah.
“Untuk 35 bank sampah yang telah ada itu tersebar di Kecamatan Murung Pudak, Tanjung dan Tanta,” ujar Kepala BLHD Tabalong, Johan Noor Effendi.
Menurut Johan, dengan semakin banyaknya berdiri bank sampah maka tujuan untuk bisa mengurangi volume sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA) juga bisa dilakukan.
Soalnya, sampah-sampah rumah tangga tak lagi semuanya dibuang melainkan sudah dipilah-pilah untuk bisa dijual ke bank sampah.
Dengan begitu maka selain mengurangi pasokan sampak ke TPA maka secara nilai ekonomi juga bisa didapatkan langsung oleh masyarakat itu sendiri.
Ditambahkannya juga, apabila nantinya bank sampah sudah semakin banyak berdiri maka akan ada dibentuk bank sampah induk.
Ini dilakukan untuk semakin mempermudah proses penjualan kepada pengepul yang siap membeli sampah-sampah bernilai ekonomis.
“Jadi nanti apabila ada bank sampah induk  pembeli bisa mendatangi satu tempat saja karena bank sampah lain sudah menjual ke bank sampah induk,” katanya.
Sedangkan yang sementara ini berjalan, pengepul atau pembeli masih berkeliling dari bank sampah satu ke bank sampah lainnya sesuai jadwal yang disepakati.
BLHD sendiri, imbuhnya, terus melakukan pendampingan kepada pengelola bank sampah yang ada agar bisa terus bertahan dan berkembang.
Kemudian juga melakukan sosialiasi ke sekolah-sekolah agar bisa mengenal lebih dini bagaimana mengelola sampah supaya bernilai ekonomis.
“Sehingga mereka bisa mengelola sampah yang akhirnya berdampak pula terhadap kelestarian lingkungan,” katanya. Metro7/humas