BARABAI, metro7.co.id – Di tengah aktivitas dan mobilitas sebagai seorang sales produk makanan yang sangat tinggi, Erika Miranda (41) merasa sangat bersyukur ada Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang melindungi kesehatan dirinya dan keluarganya.

Sebagai seorang peserta yang sangat sering mengakses pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan berbekal jaminan dari Program JKN, Erika mengaku sangat mengandalkan BPJS Kesehatan sebagai penjamin biayanya.

“Saya dan keluarga terhitung sangat sering menggunakan BPJS Kesehatan untuk berobat, saya setiap bulan periksa ke faskes tingkat pertama karena kadang pusing dan periksa rutin juga. Suami saya juga sangat sering karena beliau punya penyakit maag, dan sering kali kambuh. Selain itu, anak-anak saya juga sering periksa ke faskes pakai BPJS Kesehatan ini,” ujar Erika.

Lebih lanjut, Wanita asal Desa Hulu Rasau, Barabai ini menyebut selain mengakses pelayanan kesehatan di faskes tingkat pertama, dirinya juga beberapa kali pernah mengakses pelayanan kesehatan hingga ke RS.

“Kalau ke faskes tingkat pertama kan rutin, tapi pernah juga saya sampai dirawat di RS karena saat itu saya harus menjalani operasi pengangkatan selaput mata di mata kiri saya. Sebelum diangkat itu rasanya sangat mengganggu penglihatan saya dan alhamdulillah setelah diangkat selaput itu penglihatan saya kembali normal seperti biasanya,” katanya.

“Mungkin ini memang bagian dari risiko pekerjaan saya karena sehari-hari saya keliling juga harus berpanas-panasan dan tidak terbiasa menggunakan kacamata. Tapi sekali lagi saya bersyukur untungnya ada BPJS Kesehatan yang menjamin seluruh biaya pengobatan saya saat itu, seandainya tidak ada BPJS Kesehatan mungkin saya berpikir ulang ya kalau harus sampai operasi seperti kemarin,” sambung Erika yang merupakan peserta Program JKN pada segmen Pekerja Penerima Upah (PPU).

Mengingat kembali momen dirinya dirawat di RS setahun lalu, Erika mengaku puas dengan pelayanan seluruh pihak di faskes mulai dari faskes tingkat pertama hingga faskes tingkat lanjutan.

“Saat itu kan tidak serta merta saya langsung periksa dan tiba-tiba operas iya, tapi saya ke faskes tingkat pertama dulu beberapa kali dan juga sempat bolak-balik kontrol ke RS untuk pengobatan tahap awal, hingga akhirnya dokter memutuskan saya harus menjalani operasi itu. Artinya ada proses panjang dan beberapa fase yang saya lalu dimana semua fase dan pemeriksaan itu dijamin oleh BPJS Kesehatan. Untungnya ada BPJS Kesehatan ini,” imbuhnya.

Ia menyadari begitu pentingnya Program JKN ini sehingga Ia memastikan seluruh anggota keluarganya terdaftar juga sebagai peserta, termasuk anak keduanya yang baru saja lahir 45 hari yang lalu.

“Bagi saya semua anggota keluarga saya harus punya, terdaftar dan aktif sebagai peserta BPJS Kesehatan, karena yang namanya sakit kita tidak tahu kapan saja bisa datang, tapi dengan memastikan seluruh anggota keluarga seperti suami dan anak-anak saya sudah terdaftar di BPJS Kesehatan saya merasa tenang karena saya yakin program ini akan bisa menjamin seluruh biaya pengobatan apabila diperlukan, selama memang kami mengaksesnya sesuai dengan prosedur yang berlaku,” ungkapnya.

Erika juga menyatakan rasa syukurnya karena meski dengan iuran yang hanya 1 (satu) persen dari penghasilannya, namun itu sudah bisa untuk turut menanggung seluruh anggota keluarganya.

Lebih lanjut, ia menyebut iuran yang dipotong itu juga merupakan wujud gotong royong penyelenggaraan program ini.

“Saya dan suami saya kan bekerja pada masing-masing perusahaan, jadi kami didaftarkan oleh masing-masing pemberi kerja kami. Kami rasa tidak ada memberatkan sama sekali iuran yang dipotong kepada penghasilan kami karena apabila dari yang kami iurkan itu berlebih atau kami tidak menggunakannya, kami berniat ikhlas untuk bergotong royong dalam Program JKN ini,” tutupnya.