• Akibat Sumur Injeksi Pertamina
Tanjung — Warga Gunung Sari RT 14 Kelurahan Belimbing Raya Kecamatan Murung Pudak, Sabtu (21/9) sekitar pukul 07.00 Wita, dikejutkan dengan adanya semburan lumpur bercampur gas yang menyembur di rumah Mulyono.
Semburan lumpur pertama kali diketahui oleh salah seorang anggota keluarga Mulyono yang erniat ke kamar mandi. Betapa terkejutnya ia melihat ada semburan air dan lumpur berbau gas di depan pintu kamar mandi.
Belum selesai kepanikan di bagian dalam, tiba-tiba keluarga Mulyono kembali dikagetkan dengan semburan yang lebih besar di ruang tamu dan kamar tidur.
Saking derasnya semburan, tumpukan lumpur sampai setinggi mata kaki orang dewasa.
Warga sekitar pun berdatangan untuk memberikan bantuan. Ruang tamu rumah Mulyono digali dan dibuat saluran agar tidak membanjiri pemukiman warga.
Meski demikian, air bercampur lumpur dan berwarna kecoklatan karena mengandung minyak sempat meluber ke beberapa rumah  warga sekitar semburan.
Upaya pihak PT Pertamina EP Asset 5 Tanjung dan warga mengisolasi semburan berlangsung dengan penuh ketegangan. Lantai keramik rumah mulyono dibongkar dan dibuatkan saluran agar lumpur bisa satu arah menuju lobang penampungan. Namun karena lobang terlalu kecil dan tidak mampu menampung lumpur, dilakukan penampungan dengan mobil tangki berkapasitas 8 ton.
Guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, aparat kepolisian gabungan dari Polres Tabalong dan Polsek Murung Pudak memasang garis polisi (Police line) di lokasi kejadian. Hingga sore hari masih terlihat aparat yang berjaga serta beberapa petugas dari PT pertamina EP Asest 5 Tanjung yang terus memonitor semburan lumpur.
Arifin, anak Mulyono, mengatakan saking derasnya semburan ada lantai keramik yang jebol. Sampai malam Minggu sudah 8 tangki lumpur yang disedot.
Ia juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap PT Pertamina EP Asset 5 Tanjung yang dinilainya lamban dalam melakukan tindakan. Pasalnya, dua jam setelah semburan baru ada tindakan.
“Kami disuruh pindah namun tidak diberikan tempat untuk pindah. Ini jelas bukan bencana alam. Ini adalah akibat sumur injeksi Pertamina,” katanya.
Saat dihubungi, Humas PT Pertamina EP Asset 5 Tanjung, Ahmad Ruspandi, mengatakan akan bertanggung jawab. “Kalau perlu penghuninya akan kami pindahkan serta memperbaiki yang rusak. Petugas kami sudah melakukan pengecekan dan sementara tidak ada kandungan gas berbahaya,” katanya.
Ruspandi membenarkan kejadian tersebut merupakan bagian dari proses sumur injeksi yang tak jauh dari tempat kejadian. Menurutnya, ada enam sumur injeksi yang hanya berjarak 3 kilometer dari tempat semburan. Namun berdasarkan pengalaman, semburan akan berhenti setelah 12 – 24 jam.
Berdasarkan pantauan Metro7, Bapedalda Kabupaten Tabalong juga berada di lokasi dan melakukan penelitian. (Metro7/011)