TANJUNG, metro7.co.id – Bupati Tabalong, H Anang Syakhfiani didampingi Kepala Dinas Pendidikan, H Mahdi Noor bersama Ketua DPRD Tabalong, H Mustafa, Dandim 1008/Tabalong, Letkol Inf Ras Lambang Yudha, Kapolres Tabalong, AKBP Riza Muttaqin Senin (15/11/2021) meninjau pelaksanaan Asesmen Nasional Berbasis Kompoter (ANBK) jenjang Sekolah Dasar (SD).

Dua sekolah yang menjadi sasaran peninjauan adalah, yang pertama SDN 5.8 Tanjung di Kelurahan Tanjung Kecamatan Tanjung dan kemudian dilanjutkan ke SDN 2 Pembataan Kelurahan Pembataan Kecamatan Murung Pudak.

Dalam peninjauan langsung ini Bupati Tabalong, H Anang Syakhfiani setelah melihat dan memantau jalannya pelaksanaan ANBK di dua SDN, ada beberapa hal yang menjadi perhatian Bupati, yang pertama akses jalannya pelaksanaan ANBK yang berjalan lancar tanpa gangguan, kemudian menanyakan bagaimana mekanisne kerjanya panitia pelaksana termasuk juga memantau sarana prasana pendukung.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tabalong, H Mahdi Noor mengatakan, hari ini Kabupaten Tabalong memulai melaksanakan Asesmen Nasional Berbasis Kompoter untuk jenjang Sekolah Dasar, dikatakanya kalau untuk jenjang SMP waktu yang lalu sudah dilaksanakan.

Saat ini jenjang SD sasarannya se Kabupaten Tabalong sampai ke daerah terpencil dan di perkotaan semua sama, hanya saja dimasing – masing sekolah panitianya itu mencari strategi yang tepat seperti apa, seperti misalnya Sekolah Dasar Negeri Misim yang berada di pelosok desa terpencil yang mereka tidak punya akses untuk jaringan internet, sehingga mereka harus datang ke Kabupaten yang saat ini sedang melaksanakan ANBK di Kantor Kwarcab di Jalan Jaksa Agung.

Asismen dilakukan untuk bagaimana mengevaluasi bagaimana Pemerintah ini melaksanakan pelayanan pendidikan, bagaimana proses pembelajaran yang dilaksanakan termasuk kurikulumnya, bagaimana pemenuhan sarana dan prasarana, kemudian bagaimana nanti dilaksanakan penilaian. “Kompetensi peserta didik nanti setelah mereka lulusan sudahkah terpenuhi apakah mereka berpristasi semua itu akan kita pantau,” katanya.

Kalau dahulu memantaunya lewat Ujian Nasional, namun sekarang tidak lagi. Kalau Ujian Nasional sasarannya peserta didik, tapi asesmen sasarannya sekolah dan guru, kalau peserta didik ini ternyata hasilnya dibawah standar, maka Pemerintah Pusat nanti akan memberikan rekomendasi tentang hal-hal apa yang harus diperbaiki, kemudian gurunya juga kalau ada gurunya yang lemah, atau gurunya kuat, atau sedang semua akan terevaluasi.

Jadi, ini adalah salah satu strategi, dan kebetulan merdeka belajar mengacunya seperti itu, objek penilaian adalah sekolah bukan lagi peserta didik.

“Nanti bagaimana kita menilai tentang kelulusan peserta didik akan dilaksanakan ujian sekolah, tapi ujian sekolah bagi sekolahnya yang sudah diberikan rekomendasi untuk perbaikan-perbaikan, begitu pula bagi para guru yang akan memberikan soal adalah guru yang sudah mendapat rekomendasi,” imbuhnya. ***