TANJUNG, metro7.co.id – Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kabupaten Tabalong lakukan antisipasi terhadap penyakit flu burung yang beberapa waktu lalu ditemukan indikasi penyerangan virus Influenza A berjenis H5N1 di Kabupaten tetangga, yakni Hulu Sungai Utara (HSU).

Dalam hal ini, Disbunnak Tabalong sudah melakukan pencegahan dengan penyuntikan vaksinasi untuk hewan ternak jenis unggas dari 5 tahun lalu di beberapa wilayah ternak Kabupaten Tabalong,

Kabid Kesehatan Hewan dan Kesmavet Disbunnak Tabalong, Drh. Suwandi memaparkan bahwa pihaknya sudah menerapkan terlebih dahulu penyuntikan vaskinasi dari 5 tahun lalu hingga sekarang ini, pada Kamis (08/03/2023) di kantor kerjanya.

“Kita sudah menerapkan terus menerus penyuntikan vaskinasi dari 5 tahun yang lalu pada ternak unggas baik itu ayam maupun bebek, dan sampai saat ini di wilayah kita tidak ada indikasi penyakit flu burung,” paparnya kepada Metro7.

Suwandi juga menjelasakan pihaknya sudah melakukan upaya antisipasi pertama yaitu berupa Bioscurity menyemprot kandang dan hewan ternak dengan Desinfektan khusus, mengingat penyakit flu burung ini bukan hal yang baru lagi di wilayah Tabalong, dari tahun 2009 sampai 2017 hingga sekarang penyakit ini bisa muncul dan muncul lagi.

“Maka dari itu kita lakukan secara terus menerus dengan malakukan antisipasi pertama dengan Bioscurity,” katanya.

“Kita lakukan tahapan yang kedua yakni dengan membatasi lalu lalang peternak, misal di kandang A, ya itu-itu aja orangnya, tidak boleh orang lain, agar misal ada penyakit, penyakit itu tidak menular ke tempat lain,” jelasnya.

“Tahapan ketiga kita lakukan dengan melakukan penyemprotan Desinfektan terhadap teransportasi yang membawa ternak, karena ini menjadi media juga terhadap penularan virus, dan hal ini dilakukan agar hewan ternak kita (kebal) dari terserang virus,” bebernya.

Ia menambahkan terkait antisipasi penyakit virus tersebut, pihaknya bermodalis dengan Pemerintah Provinsi melalui zoom meeting kemarin bahwa ia melakukan pengkuatan tentang lalu lintas ternak dengan chek point.

“Kita memperketat chek point terkait lalu lintas ternak yang kita tempatkan di Kecamatan Kelua, dan Kecamatan Jaro,” imbuhnya.

Lanjutnya ia meminta pengiriman Rapid Test kepda pihak Pemerintah Provinsi agar lalu lintas ternak bisa dikendalikan.

“Setelah kita lakukan Rapid Test kepada pembawa unggas ternak yang datang dari arah Kaltim maupun Kalteng, maka jika ada inidikasi penyakit pihak kita akan kembalikan ke tempat asalnya, dan kita tidak akan membiarkan masuk, hal ini kita lakukan demi keamanan bersama,” tuturnya. *