TANJUNG, metro7.co.id – Lantaran ditelantarkan kedua orang tuanya, pendidikan dua orang kaka adik, Fitri (11) dan Zainul Ghani (8) mengalami putus sekolah. Beruntung, Komunitas Sayangi Sesama (KS2) Tabalong mengasistensi keduanya untuk didaftarkan lagi supaya bisa bersekolah, walau usia dan kelasnya sudah terpaut jauh.

Menurut Iis Sri Rahayu, tetangga dari Fitri dan Zainul, dirinya kasian kepada kedua beradik tersebut tidak sekolah, sementara teman-teman sebayanya semuanya bersekolah.

“Saya coba menghubungi KS2 untuk berkonsultasi masalah dua anak tetangga saya, Fitri dan Zainul. Alhamdulillah direspon . Ketua KS2 yang datang langsung melihat dan mendengar cerita mereka dan menitipkan sejumlah uang buat menebus seragam sekolah. Saya sudah daftarkan keduanya,” ujar Iis Sri Rahayu, Sabtu (4/6) di tempat tinggal sewaan neneknya Fitri dan Zainul, Maryati (59) Desa Wayau, Tanjung Tabalong.

Menurut Iis, Fitri dan Zainul sudah didaftarkan di SDN Hikun 2. Fitri memulai sekolahnya di kelas 2, walau usianya sudah 11 tahun. Sementara Zainul masuk kelas 1 di usia 8 tahun

Nenek Fitri dan Zainul, Maryati telah memelihara kedua cucunya sejak masih Fitri sekolah TK dan Zainul belum sekolah.

Sebagai janda, Maryati yang tidak memiliki penghasilan dan juga tidak punya tempat tinggal yang tetap. Sebelum menjadi warga Desa Wayau, Maryati pernah tercatat sebagai warga Desa Laburan.

Dia pindah ke Wayau, setelah kedua orang tua Fitri dan Zainul, anak dan menantunya sama-sama pergi dari rumah. Tidak tahu perginya ke mana, hingga 7 tahun ini belum ada khabar jelas.

“Malam saat itu, ibu dan ayah Fitri bertengkar. Perselisihan itu membuat, Ibu Fitri meninggalkan rumah tanpa kabar berita. Sedihnya beberapa waktu kemudian, ayah Fitri juga pergi. Sampai kini tak pernah datang dan menanyakan kabar anak-anaknya,” beber Maryati.

Ketua KS2 Tabalong, Erlina Effendi Ilas dikonfirmasi, mengatakan pihaknya memang memberikan asistensi kepada dua orang anak, Fitri dan Zainul. Menurutnya, anak-anak di masa bernegara sekarang jangan sampai ada yang putus sekolah. Banyak cara dan ikhtiar agar anak-anak paling tidak selesai belajar hingga tingkat sekolah menengah atas.

“Beberapa anak yang kita assesment berdasarkan laporan warga, memang layak untuk kita perjuangkan bisa sekolah. Di Tabalong ini banyak orang-orang baik yang siap memberikan dukungan. Selain Fitri dan Zainul, beberapa waktu lalu kita juga asistensi yatim piatu, Ibnu Sabil. Tahun ajaran baru 2022, mereka akan sekolah. Jika Fitri dan Zainul di SDN 2 Hikun, Ibnu Sabil di SDN Mabuun. Insya Allah, nanti akan ada pihak lain, orang baik di Tabalong ini yang mau membelikan sepatu, buku dan perlengkapan lainnya,” jelas Erlina Effendi Ilas. ***