TANJUNG – Menjelang Bulan Suci Ramadhan 1441 H dan adanya wabah Covid – 19 berdampak naiknya harga sembilan bahan pokok (Sembako) dipasaran.

Seperti halnya harga gula pasir dipasaran melonjak naik dan kini harganya mencapai Rp 20.000 per kilogram, yang diikuti pula kenaikan harga sembako lainnya.

Kemudian untuk Dinas Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan, Bupati H Anang Syakhfiani mengharapkan upaya-upaya kongkrit agar bisa melakukan operasi pasar atau pasar murah khusus untuk gula pasir yang saat ini harganya melonjak naik.

Disamping juga komuditi gula pasir nampaknya mulai langka, kemudian bawang putih juga sudah mencapai Rp 42.500 per kg, bawang merah Rp 37.500 per kg, cabe merah juga mengalami kenaikan dengan harga berpariasi bahkan mencapai Rp 65.000 per kg, daging ayam ras Rp 36.000 per kg, daging sapi masih bertahan dengan harga Rp 135.000 per kg.

Inflasi di Kabupaten Tabalong mulai bulan Januari dan Februari 2020 mengalami peningkatan dan lebih tinggi dibanding Banjarmasin dan kota lain di Kalimantan.

Menghadapi kondisi kenaikan sejumlah komuditi dipasaran di Kabupaten Tabalong, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Tabalong menggelar rapat koordinasi (rakoor) Senin (23/3/2020) di Aula Penghulu Rasyid lantai II Kantor Pemkab Tabalong.

Bupati Tabalong H Anang Syakhfiani, saat memimpin rakoor mengatakan sangat lumrah menjelang bulan Ramadhan beberapa komuditas mengalami kenaikan harga.

“Seyogyanya ini bisa dijadikan pelajaran oleh kita semua di Kabupaten dan juga pihak Provinsi, karena sebagian besar komuditas yang menyebabkan inflasi tinggal dikendalikan oleh Kabupaten/Kota,” katanya.

Bupati Anang Syakhfiani menyebutkan misalnya kenaikan harga bawang putih, beras, dan yang lebih menonjol dua bulan terakhir ini kenaikan harga gula pasir sudah lumrah setiap tahun mengalami kenaikan setiap menjelang bulan ramadhan, apalagi saat ini ditambah adanya wabah Covid-19, oleh sebab itu tentunya pihak Bank Indonesia (BI) bisa memahami terjadi pariasi dalam angka inflasi di Kalimantan Selatan.

Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Kalimantan Selatan H Birhasani didampingi pihak Bank Indonesia melalui
teleconference secara langsung menjawab dan menanggapi harapan TPID Kabupaten Tabalong, dikatakannya terkait komoditi gula pasir dan bawang putih ini adalah krisis nasional.

Dinas Perdagangan Provinsi juga telah berupaya menghubungi semua pabrik di Lampung, Jawa dan Sulawesi, namun semua pabrik belum berproduksi lantaran tidak tercukupinya bahan baku.

“Kemudian gula inport sendiri belum datang ke negara kita karena terkendala angkutan. Tidak hanya itu juga diperparah adanya beberapa daerah di Jawa yang melakukan penimbunan massal. Kita juga telah menghubungi Bulug Dumai,” kata H Birhasani.

H Birhasani juga berharap satu minggu kedepan ketersediaan sembako khususnya gula pasir, bawang putih dan yang lainnya bisa normal kembali.

“Sedangkan untuk melakukan operasi pasar saat ini kita terkendala dengan adanya larangan untuk mengumpul orang banyak,” imbuhnya.(metro7/via).