TANJUNG, metro7.co.id – Memanfaatkan lahan perkebunan karet yang diremajakan seluas 1 hektar dilakukan Kelompok Tani Manunggal Desa Ribang Kecamatan Muara Uya untuk pengembangan tanaman karet pola supradin.

Pola tanaman tumpang sari semisal tanaman tomat ini ternyata hasilnya sangat menguntungkan dan menjadi solusi ditengah anjloknya harga karet rakyat.

Tanaman tomat tersebut bisa dipanen dua kali dalam satu minggu, dan hasilnya dalam satu kali panen mencapai 1,3 ton dengan harga jual Rp.8.000,- per kilogram.
Sedangkan setiap bulannya delapan kali panen.

Hal tersebut dikatakan Kepala Bidang Perkebunan pada Dinas Pertanian Kabupaten Tabalong, M Soleh.

Menurutnya, Kelompok Tani Manunggal Desa Ribang mulai melakoni pertanian sistem tumpang sari ini mulai tahun 2019 lalu, dibawah pohon karet yang sudah diremajakan ditanami tomat seluas 1 hektar.

Soleh, menambahkan, pihaknya sangat mengapresiasi terhadap para petani karet yang mau melakukan peremajaan, apalagi tanaman karet yang umurnya sudah mencapai 30 tahun tentu tidak produktif lagi.

Dengan melakukan peremajaan karet tanam tumpang sari biarpun tanaman karetnya nanti sudah produksi menghasilkan petani, juga masih dapat terus mengusahakan lahannya, sehingga mempengaruhi hasil pendapatan petani, sesuai dengan visi misi Bupati Tabalong, masyarakat mandiri.

“Sebenarnya kegiatan peremajaan karet ini cukup 1 kali dalam kurun waktu 25 tahun, Pemerintah Daerah berinvestasi kepada kelompok tani karet karena mulai tanam sampai produksi, maka petani karet tidak perlu ada lagi bantuan karena mereka sudah mandiri dengan menanam tanaman sela yakni dengan tumpang sari,” katanya. ***