Meski Lebih Tinggi Beli Karet Petani Dibanding Pengumpul, UPPB Masih Keterbatasan Modal
TANJUNG – Adanya virus Corona, eksport dan import barang menjadi terganggu. Sehingga memberikan dampak pada perekonomian masyarakat, salah satunya adalah bidang pertanian yaitu karet.
Hal tersebut dikonfirmasi oleh pendamping Unit Pengolahan dan pemasaran Bokar (UPPB), Muhammad Nashrullah. Dikatakannya harga getah karet di Tabalong pada masa pandemi Covid-19 menurun kembali.
Ia menjelaskan, kendalanya saat ini disebabkan kebanyakan petani menjual ke pengumpul. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan modal UPPB menampung semua karet petani yang mana semestinya diharapkan dapat membeli karet petani dengan harga yang relatif tinggi dibandingkan dengan pasaran lokal.
“Sehingga yang menjual kepengumpul akan mengikuti harga yang ditetapkan pengumpul tersebut dan relatif lebih murah dibandingkan UPPB,” katanya Senin, (15/6).
Kendala berikutnya ialah saat ini pembayaran pabrik termasuk lama sehingga UPPB hanya bisa membeli 1 atau 2 kali putaran dalam 1 bulan.
“Bongkar muat sebagian pabrik prosesnya bisa sampai 2 hingga 3 hari menunggu antrian masuk. Sehingga pembayaran bisa 1-2 minggu,” katanya.
Nashrullah mengatakan, terkait perkembangan harga sekarang jika dari pengumpul berkisaran 5.200-5.400/Kg.
“Sedangkan pada harga sebagian kelompok/UPPB berkisaran 5.600-6.000/Kg. Dan yang dikeringkan untuk dijual kepabrik sebesar 7.600-8.000/Kg,” ungkapnya.
Jelasnya, adanya Covid-19 membuat semua ruang dibatasi sehingga permintaan karet dunia menurun dan juga pada pabrik diberi batasan masuk.
“Dibandingkan sebelum Covid ini sebanyak apapun dipersilakan masuk, namun sekarang sebagian pabrik sudah membatasi jumlah masuk perharinya,” tuturnya. ***
Reporter : Muhammad Fadillah / Tabalong – Kalimantan Selatan.