TANJUNG – Kabupaten Tabalong banyak memiliki lahan kering yang tidak termanfaatkan dengan berbagai alasan, salah satunya yakni banyaknya lahan kebun karet yang sudah tua atau tidak produktif lagi.

Tapi di tangan peneliti Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), lahan kering bisa disulap menjadi lahan produktif, yakni dengan menciptakan varietas unggulan yakni Inpago LIPI Go1 dan Inpago LIPI Go2.

Setelah ditanam selama 110 hari, Padi Gogo yang merupakan hasil dari penelitian LIPI bersama dengan kelompok tani Bintang Ara, kini telah telah dipanen.

Bupati Tabalong, H Anang Syakhfiani pun ikut memanen padi ini bersama petani Bintang Ara. Dari 14 hektar lahan yang di panen, telah menghasilkan kurang lebih 3,5 ton per hektarnya.

Padi Gogo varietas Lipigo 1 dan 2 ini adalah jenis padi yang bisa ditanam di lahan kering, yang sebelumya merupakan bekas lahan kebut karet.

“Padi gogo LIPI sangat cocok untuk lahan kering,” kata Peneliti LIPI Enung Sri Mulyaningsih saat kegiatan panen Padi Gogo di Kecamatan Bintang Ara.

Bupati H Anang Syakhfiani mengucapkan terima kasih kepada LIPI atas kerjasama menanam Padi Gogo varietas Lipigo 1 dan 2 di Tabalong.

Dia juga berharap kerjasama dengan LIPI ini terus dilakukan atau dilanjutkan demi kemajuan pertanian dan kesejahteraan para petani.

“Kita akan carikan lagi lokasi lahan kering di Kecamatan lainnya untuk ditanami Padi Gogo Lipi,” katanya.

Diketahui Varietas Padi Gogo yang dikembangkan LIPI ini memiliki beberapa kelebihan. Jika Padi Gogo biasanya memiki masa tanam 6 bulan, tetapi Padi Gogo Lipi ini memiliki masa tanam yang lebih singkat, yaitu hanya sekitar 110 hari.

Selain memiliki masa tanam yang singkat, ada beberapa keunggulan Padi Gogo yang dikembangkan. Seperti resisten terhadap penyakit blas, dan cekaman aluminium yang umumnya sering di temukan pada pertanian di tanah Kalimantan termasuk di Tabalong. (metro7)