TANJUNG, metro7.co.id – Bangunan megah yang dimiliki Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) H Badaruddin Kasim tampaknya belum dibarengi dengan pelayanan mumpuni alias masih “buruk” secara umum.

Hal itu terungkap dari data indikator Turn Over Interval ( TOI) dan Gross death rate (GDR) yang memberi gambaran pelayanan mutu RSUD Badaruddin Kasim menunjukkan masih status diluar standar.

“Data yang kami peroleh dari indikator TOI dan GDR RSUD Badaruddin Kasim masih diluar standar pelayanan mutu sebuah rumah sakit. Intinya saat ini masyarakat enggan berobat kesana (RSUD),” kata Wakil Ketua Komisi I DPRD Tabalong, Ferry Elfeni kepada wartawan, Selasa (13/04/2021) di Gedung Graha Sakata.

Dijelaskannya, indikator TOI berkaitan dengan interval penggunaan tempat tidur di RSUD Badaruddin Kasim dari saat kosong hingga saat terpakai kembali rata – rata empat hari. Padahal sesuai standar mutunya maksimal tiga hari.

Kemudian indikator GDR atau jumlah angka kematian umum bagi setiap 1000 pasien keluar. Dimana GDR di RSUD Badaruddin Kasim selama dua tahun berturut memperlihatkan kinerja buruk.

Sebagaimana 2019 lalu, angka kematian kasar 52 orang/1000 dan pada 2020 meningkat menjadi 54/1000.

“Ini kami nilai menunjukkan mutu pelayanan RSUD Badaruddin Kasim yang rendah. Sebab, standar GDR sebuah rumah sakit yang baik hanya 45 orang/1000,” katanya lagi.

Ditanya terkait publik yang enggan berobat ke RSUD, apa terkait suasana pandemi atau memang masyarakat lebih memilih RS swasta atau klinik-klinik swasta lainnya karena pelayanan lebih memuaskan?.

Legislator Partai Demokrat ini mengaku belum mengetahui penyebabnya. Namun, jikalau hal itu berkaitan dengan takut karena covid-19, maka dimintanya pihak RSUD perlu memberikan penyuluhan kepada masyarakat agar jangan takut berobat ke rumah sakit.

“Terkait hal itu, kami juga berencana akan memanggil Direktur RSUD Badaruddin Kasim. Sebab, indikator TOI dan GDR ini berkaitan dengan rendahnya mutu pelayanan kepada masyarakat,” tukasnya.

Pelayanan RSUD Badaruddin Kasim terus Disorot DPRD

Terkait “buruknya” pelayanan RSUD Badaruddin Kasim, sebelumnya juga pernah mendapat sorotan dari Wakil Ketua DPRD Tabalong, Jurni. Dimana ia mendapat aduan dari masyarakat Kecamatan Muara Uya yang menyebut tentang adanya dugaan penolakan oleh pihak RSUD Badaruddin Kasim, terhadap seorang pasien yang tengah dalam keadaan sakit parah dengan alasan ruang perawatan penuh.

Menurut Jurni, dari informasi yang ia himpun, pasien tersebut merupakan rujukan dari Puskesmas Muara Uya yang oleh pihak RSUD Badaruddin Kasim ditolak dan di arahkan ke RS di Kabupaten Balangan.

Bahkan katanya, dalam perjalanan dari RSUD Badaruddin Kasim menuju Balangan pasien tersebut meninggal dunia.

Menurut Jurni, meski saat itu informasi yang tersebar di masyarakat masih simpang siur dan belum terbukti kebenarannya.

Namun, jika seandainya kejadian tersebut benar-benar terjadi maka, ini mutlak kesalahan pihak RSUD Badaruddin Kasim.

“Jadi kami rasa tidak boleh rumah sakit menolak, karena yang sifatnya darurat itu harus segera ditangani,” katanya. ***