TANJUNG, metro7.co.id – Untuk mengenang dan menghargai jasa-jasa Pahlawan Nasional Pangeran Antasari sebagai pahlawan asal Kalimantan Selatan (Kalsel).

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabalong menggelar upacara peringatan ke-160 Tahun wafatnya Pahlawan Nasional Pangeran Antasari Tahun 2022, di Halaman Belakang Kantor Pemerintah Tabalong, Selasa (11/10).

Bertindak sebagai inspektur upacara Sekretaris Daerah, H Abdul Muthalib Sangaji.

Peserta upacara Aparatur Sipil Negera di lingkungan Pemerintah Kabupaten Tabalong.

Sekretaris Daerah, H Abdul Muthalib Sangaji selaku inspektur upacara membacakan 7 pesan-pesan Pahlawan Nasional Pangeran Antasari dalam bahasa banjar yaitu, Haram manyarah waja sampai kaputing, Lamun tanah banyu kita kahada handak dilincai urang, jangan bacakut papadaan kita, Lamun handak tulak manyarang walanda baikat hati ditali sindat, Jangan sampai mati parahatan bukah, matilah matilah kita di jalan Allah, Siapa nang babaik baik lawan walanda tujuh katurunan kahada aku sapa, Amun kita sudah sapakat handak mahinyik walanda janganlah walanda dibari muha, badalas pagat urat gulu amun manyarah kahada, Haram duamah walanda, haram diriku dipanjara, haram nagriku dijajah.

Sementara Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah, H Yuhani membacakan riwayat singkat Pangeran Antasari.

“Dalam riwayatnya Pangeran Antasari adalah salah satu Pahlawan Nasional Indonesia yang berasal dari Kalimantan, nama kecilnya adalah Gusti Inu Kertapati, lahir pada tahun 1809 di Desa Kayu Tangi, Kesultanan Banjar, ayahnya bernama Maso’ud (Mas’ud) dan ibunya adalah Gusti Haduah, keluarga Pangeran Antasari merupakan pemimpin di kerajaan Banjar,” ujarnya.

Pada 14 Maret 1862 Pangeran Antasari mulai memerintah di Kesultanan Banjar menggantikan Sultan Hidayatullah yang ditangkap Belanda dan diasingkan ke Cianjur, beliau dinobatkan menjadi raja dengan gelar “Panembahan Amiruddin Khalifah Mukkminin”, beliau juga diyakini memimpin masyarakat Ngaju, Murung, Bakumpai, sampai Kutai.

“Pangeran Antasari tidak hanya menjadi pemimpin Banjar, beliau juga merupakan seorang panglima perang yang disegani, bersama balatentaranya beliau melakukan perlawanan terhadap penjajahan Belanda melanjutkan perjuangan Sultan Hidayatullah yang sudah dibuang ke Tanah Sunda,” katanya.

Pada 28 April 1859, Pangeran Antasari bersama sekitar 300 pasukannya melakukan penyerangan terhadap tambang batu bara Oranje Nassau milik Belanda di Pengaron, selanjutnya peperangan demi peperangan dengan Belanda terus berlangsung di Wilayah Kerajaan Banjar, berulang kali pihak Belanda membujuk Pangeran Antasari untuk berunding, tetapi selalu ditolak berkali-kali pula Belanda mencoba untuk menangkap Pangeran Antasari tetapi beliau lolos dan dari penyergapan Belanda Pangeran Antasari benar-benar menunjukan jiwa kepahlawanan, beliau selalu berkata “Haram Manyarah Waja Sampai Kaputing”, yang artinya adalah Haram Hukumnya Untuk Menyerah Kepada Musuh.

Itulah riwayat singkat Pangeran Antasari yang dibacakan Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Tabalong pada upacara tersebut.