TANJUNG, metro7.co.id – Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kalimantan Selatan (Kalsel) beri keterangan salah satu pemicu atau penyumbang inflasi kuat di Kalsel baru-baru ini adalah beras lokal yang produksinya berkurang.

Diketahui, inflasi di Kalsel menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel, pada Bulan Juli berada di angka 3,93 atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 114,45 pada Juli 2022 menjadi 118,94 pada Juli 2023.

“Pemicu terjadinya inflasi di Kalsel adalah beras lokal atau beras banjar,” ujar Kepala Bagian Kebijakan Perekonomian Provinsi Kalsel, Agus Salim kepada metro7, Senin (18/9/2023).

Berkurangnya produksi beras lokal ini, menurutnya disebabkan oleh beberapa kondisi di antaranya padi yang di tanam petani di serang hama penyakit, banjir kemarin dan untuk sekarang ini di serang lagi oleh el nino dan harganya pun kian terus naik.

“Tentunya ini berpengaruh terhadap pasokan beras kita, beras lokal,” ungkapnya.

Untuk menangani hal tersebut, setelah 7 bulan pihaknya melakukan Operasi Pasar Murah (OPM) di 3 daerah, yakni Tabalong, Kotabaru dan Banjarmasin masyarakat bisa menerima selain beras lokal.

“Setelah kita uji coba selama 7 bulan ini memang bisa juga di terima oleh masyarakat jadi jangan terlalu mengandalkan beras lokal yang tentunya ini masa tanamnya cukup panjang dan produksinya pun terjadi penurunan karena macam-macam kondisi tadi,” terangnya.

Untuk itu, dalam hal ini, ia mengharapkan masyarakat bisa merubah pola makan teruntuk beras lokal.

“Jadi kami berharap masyarakat bisa menyesuaikan diri supaya inflasi ini jangan sampai kembali meningkat di Provinsi Kalsel,” tutupnya. ***