TANJUNG, metro7.co.id – Norliana (42) sumringah. Mimpinya memiliki kaki palsu selama 25 tahun akhirnya terwujud setelah dia menerima kaki palsu dari kolaborasi RSUD H Badaruddin Kasim (RSUDHBK) dan Komunitas Sayangi Sesama (KS2) Tabalong, Sabtu, (15/7).

“Saya senang dan bahagia hari ini dapat kaki palsu secara cuma-cuma. Saya akan melatih lagi kaki kiri yang puluhan tahun sudah tak pernah dijalankan secara normal,” ujar Norliana.

Kepala Seksi Keperawatan dan Kebidanan Rawat Jalan RSUDHBK Siti Hotijah didampingi Ketua KS2, Erlina Effendi Ilas menyerahkan kaki palsu itu langsung kepada Norliana di rumah sakit tersebut.

Diantar keluarga, Norliana diberikan latihan cara memasang kaki palsu tersebut hingga melakukan perawatan mandiri di rumah. Seorang petugas rumah sakit mengajari Norliana hingga melatihnya berjalan langkah demi langkah.

Siti Hotijah, berharap Norliana akan cepat beradaptasi dengan kaki palsunya sehingga dapat memberikan manfaat dalam kehidupannya.

“Ibu Norliana, semoga kaki palsu ini bermanfaat buat ibu dalam menjalani aktivitas nya ya,” ujar Situ Hotijah

Norliana kehilangan kaki kirinya setelah terlindas sebuah mobil pick up ketika sedang berkendara roda dua tahun 1999 lalu. Dokter terpaksa mengamputasi kakinya yang sempat membusuk karena Norliana belum siap diamputasi.

“Waktu itu dalam benak saya kalau diamputasi apakah saya punya kesempatan bersuami. Di pikiran saya macam-macam tak karuan. Saya syock,” jelas Norliana di Sekretariat KS2 di Maburai.

Kekhawatirannya itu tak terbukti. Setelah empat tahun dari kejadian, dirinya dilamar oleh seorang laki-laki dan dikarunia seorang anak. Kekurangannya secara fisik bukan penghalangnya dari persoalan jodoh hingga saat ini dia beroleh beberapa orang anak.

Ketua KS2 Tabalong, Erlina Effendi Ilas mengatakan Norliana adalah seorang ibu yang tangguh. Walau kehilangan satu kaki, dia dapat menjadi andalan keluarga dalam membantu suaminya mencari nafkah.

“Dia pernah jualan macam – macam di pasar Tanjung dengan satu kaki. Tadi dia juga berniat hendak membuat makanan ringan dan dititipkan ke warung – warung setelah dia mampu beradaptasi dengan kaki palsunya,” beber aktivis perempuan ini.

Penyerahan kaki palsu tersebut juga disaksikan oleh Kabid Keperawatan dan Kebidanan Rawat Jalan rumah sakit setempat, Hamrani dan pembina KS2 Tabalong, Kadarisman. ***