TABALONG, metro7.co.id – SMKN 1 Muara Uya kedatangan kepala Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Muara Uya Unang Setiawan, dalam rangka memberi motivasi dan sharing dengan siswa siswa berupa ajakan untuk untuk menanam dan membantu negara dalam menjaga ketahanan pangan Nasional.

Dalam penjelasannya Unang Setiawan mengenai bagaimana menjadi Millenial Agropreneurship yang sukses dan potensi dan peluang yang ada dalam sektor pertanian.

Terutama dalam menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim dan krisis pangan serta Tabalong sebagai daerah penyangga Ibu Kota Negara. Ia mendorong siswa-siswi untuk memanfaatkan teknologi modern, seperti Internet of Things (IoT) dan pertanian berbasis data, untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi pertanian, jelasnya saat itu.

Selain itu, Unang Setiawan juga memberikan wawasan dan motivasi kepada siswa-siswi SMKN 1 Muara Uya tentang pentingnya pengendalian hama terpadu dalam pertanian modern, serta mendorong mereka untuk menjadikan pertanian sebagai karir yang menjanjikan. Diharapkan melalui motivasi ini, siswa-siswi menjadi generasi milenial yang berdaya dan dapat berkontribusi dalam mengembangkan sektor pertanian di masa depan.

“Berjuanglah. Tumbuhkan mental Waja Sampai Kaputing (Pantang menyerah), belajar, belajar dan terus belajar. Kesulitanmu hari ini adalah modal untuk menjadikanmu kuat di masa yang akan datang,” jelasnya.

Selain itu, pihaknya juga berbagi kisah inspiratif tentang para agropreneurship (Pengusaha dari Kalangan Petani Muda) sukses di Indonesia dan bagaimana mereka mengubah hidup mereka melalui bidang pertanian.

Ia memberikan contoh-contoh usaha pertanian yang inovatif, seperti pertanian hidroponik, perikanan budidaya, dan pengembangan produk olahan dari hasil pertanian. Pada kesempatan itu juga kepala BPP memberikan bibit jagung unggul kepada SMKN 1 Muara Uya yang di terima oleh kepalas sekolah.

Kepala Sekolah SMKN 1 Muara Uya, Rita Herlina menjelaskan, maksud dari kegiatan mendatangkan guru tamu adalah utk merealisasikan sinkronisasi kurikulum dengan dunia usaha dan industri.

Ia juga memberikan gambaran kepada siswa bagaimana dunia kerja sesungguhnya dan memberikan pengalaman dari orang lain selain dari gurunya.

“Bukan mata pelajaran sekolah tapi ini berupa sharing ketrampilan kerja, pengalaman kerja dan karir, kewirausahaan, soft skill dll yang tidak diajarkan di sekolah oleh gurunya,” bebernya.

Menurutnya, kegiatan ini lebih berupa berbagi kisah inspiratif tentang para agropreneurship (Pengusaha dari Kalangan Petani Muda) sukses di Indonesia dan bagaimana mereka mengubah hidup mereka melalui bidang pertanian.

“Mereka memberikan contoh-contoh usaha pertanian yang inovatif, seperti pertanian hidroponik, perikanan budidaya, dan pengembangan produk olahan dari hasil pertanian,” tutupnya.