TANJUNG — Seorang anak kecil menerobos nalar empati publik. Betapa tidak, anak seusia sekokah dasar itu merelakan tabungan uang logam yang sudah lama dikumpulkannya untuk membantu orang lain. Tabunganya sejumlah 270 ribu rupiah itu diterima oleh Koordinator Forum Lintas Relawan Tabalong, Erlina Effendi Ilas, Jumat (8/5) di Mesjid YAMP Waradatush Sholihin, Pembataan Tanjung, Tabalong.

“Masya Allah, hari ini kami menerima anak kecil membawakan uang logam hasil tabungannya untuk didonasikan membantu masyarakat yang sedang kesulitan. Kami sangat terharu, sekaligus memukul nalar kami untuk mendapat pelajaran dari anak kecil ini,” jelas Erlina Effendi Ilas kepada Metro7.

Gadis kecil yang diantar oleh ayahnya itu meyambangi Posko Forum Lintas Relawan Tabalong di Mesjid YAMP Waradtush sekitar pukul 17.00 WITA. Ketika diwawancari, ayahnya meminta untuk tidak disebutkan nama anaknya.

Diketahui, kegiatan Forum Lintas Relawan Tabalong ini merupakan kumpulan lebih dari sepuluh organisasi non pemerintah dan komunitas berbagi. Mereka konsisten menyelenggaraka membagi nasi dan takjil berbuka puasa untuk masyarakat yang membutuhkan di masa pandemi covid-19.

“Bagaimana pun juga pandemik covid-19 sangat berdampak kepada kehidupan masyarakat Tanjung khususnya. Di satu sisi ada ancaman kesehatan, namun di sisi lain ancaman ekonomi jauh lebih merata. Kita tak bisa menutup mata atas keduanya itu,” beber Erlina Effendi Ilas yang juga merupakan Koordinator Gerakan Jumat Berkah DAI Tabalong ini.

Hingga hari ke 14 Ramadhan donasi dari para relawan, organisasi komunitas serta masyarakat terus berdatangan. Mereka yang pada mulanya hanya mampu mendistribusikan 200 nasi dan takjil kini bisa mencapai angka 800 hingga 1000.

Antusiasme masyarakat membantu untuk mereka yang membutuhkan ini kemudian membuat Forum Lintas Relawan Tabalong melebarkan kegiatannya dengan bekerja sama dengan pengurus Mesjid Al Qadar, Kapar.

Erlina Effendi yang juga Sekretaris DPC Serikat Buruh SP KEP Tabalong ini tetap meminta relawan dan masyarakat yang terlibat interaksi di lapangan tetap memperhatikan protokol kesehatan dalam pencegahan covid.

“Protokol kesehatan dan protokol ketuhanan sejatinya tak akan pernah bertentangan. Tetapi kita tak pungkiri jika wacana publik seolah terkoyak dan memisahkan dua hal yang seharusnya dapat disinergikan,” jelasnya.

Untuk itu forum relawan juga menyediakan tempat untuk mencuci tangan, meminta masyarakat dan relawan menggunakan masker, tak berinteraksi berlebihan serta tetap memperhatikan social dan phsycak distancing. Hal paling lainnya, pihak relawan dan mesjid tidak menyediakan untuk berbuka puasa bersama. Donasi nasi dan takjil harus dibawa pulang supaya bisa berbuka puasa di rumah masing-masing.

“Saya sangat terharu. Hati nurani kita hari ini telah diberi pelajaran dari seorang anak kecil. Saya sangat terharu sekali,” ujar Ustadz Fahmi, LC yang juga aktif berdonasi dan menjadi bagian relawan. (Metro7/Ris)