TANJUNG, metro7.co.id – Pilkada 2024 Kabupaten Tabalong sejatinya tidak lama lagi. Karena tahapannya sudah akan dimulai 11 bulan sebelum pemungutan suara yang digelar pada bulan November 2024. Artinya tahapan pilkada 2024 akan dimulai Oktober 2023.

Tiket pengajuan sebagai paslon dalam pilkada 2024 Tabalong menurut Pemerhati Politik Banua, Kadarisman akan bergantung pada hasil pileg 2024. “Analisis saya perolehan kursi pileg 2019 tidak akan berpengaruh, karena yang menjadi dasar pengusungan dalam pilkada Tabalong nanti adalah pileg 2024,” katanya, Senin (7/6/2021) di Tabalong.

Menurut pria kelahiran Bumi Sarabakawa Tabalong yang juga Dosen Pengantar Ilmu Politik STIKOM Balangan ini, tahapan pemilu digelar lebih awal dibanding pilkada akan menghadirkan dinamika baru dalam kepesertaan dalam pilkada. “Bagaimana pun perolehan kursi partai di DPRD nanti akan menjadi modal tiket untuk mengajukan siapa yang ikut dalam pilkada,” ucap Kadarisman.

Oleh karenanya, memenangkan kursi di DPRD menjadi keharusan bagi pihak yang bakal maju Pilkada lewat jalur Partai, karena akan memudahkan langkah selanjutnya. Sebab, semakin besar perolehan kursi partai di DPRD 2024 kelak semakin lancar dalam pengusungan di dalam pilkada.

Dijelaskan Kadarisman, Pemerintah dan DPR RI telah bersepakat mengenal jadwal pemilu dan pilkada ini bersama penyelenggara pemilu. Karena itu revisi UU pemilu tidak akan terjadi lagi dan tetap mengacu kepada UU No 17 tahun 2017 Tentang Pemilu dan UU No 10 tahun 2016 Tentang Pilkada.

Maka Pileg DPRD Tabalong 2024 kelak akan bergantung pada figur siapa pilpres yang diusung dalam pemilu. Karena perolehan kursi di daerah memiliki korelasi terhadap figur pilpres effect.

Lebih jauh menurutnya, maka di Tabalong tidak dipungkiri, perolehan kursi PDIP cukup signifikan dari sebelumnya tidak memiliki kursi memperoleh 3 kursi karena Jokowi effect. Begitu juga Gerindra mampu memperoleh kursi terbanyak di DPRD Tabalong dikarenakan Prabowo Effect.

“Gerindra dan PDIP Tabalong memiliki potensi mempertahankan kursinya dalam pileg nanti. Hanya saja menurut pandangan saya, Partai yang sedang memoles figur dalam pilkada dipastikan tidak akan tinggal diam, seperti Nasdem dengan H Sani, Golkar dengan H Mawardi, atau PKS dengan Hj Sumiati,” katanya.

PKS Potensial Menangi Pileg

Sisi lainnya menurut Risman, PKS Tabalong memiliki kans memperoleh kursi lebih banyak dalam pileg. Alasannya, rekam jejak politik terlihat di bawah kepemimpinan Hj Sumiati pada pileg 2019 silam, dimana PKS mampu meningkatkan perolehan suaranya di DPRD. “Potensi PKS menambah perolehan kursi masih sangat potensial, mengingat segmentasi pemilihnya cukup solid dan kedekatan PKS dengan berbagai komunitas,” imbuhnya.

Potensi tersebut sebutnya bukan tanpa alasan, pengaruhi Prabowo effect di 2024 dipastikan tidak akan signifikan seperti tahun 2019 lalu. Kolaborasi Jokowi dan Prabowo di pemerintahan saat ini menyisakan pemilih segmen tertentu kecewa. PKS berpotensi menjadi tampungan suara dari Gerindra. Pilihan sikap PKS secara nasional yang menegaska posisinya di luar pemerintahan dapat berdampak positif bagi PKS di Tabalong bahkan Kalsel.

Apalagi jika PKS Tabalong dapat mengolaborasikan calegnya dengan figur-figur baru yang memiliki eksistensi sosial yang baik di masyarakat, kemungkinannya sangat terbuka lebar. “Itu artinya PKS akan lebih leluasa dalam menatap pilkada 2024 di Tabalong,” ucap Risman.

Pesannya adalah, politisi PKS harus menyiapkan diri dengan sadar agar keluar dari zona dapilnya.

Maksudnya, figurnya harus dikonstruksi sejak dini agar dapat memiliki aspek acseptabilitas di seluruh kecamatan di Kabupaten Tabalong.

Hal tersebut menjawab kenapa beberapa legislator senior yang sudah bertahan beberapa periode namanya belum mencuat. Jawabnya belum bermetamorfosa untuk
meluaskan tingkat popularitas dan akseptabilitasnya. “Sehingga namanya terbenam di dapilnya saja,” tandasnya. ***