BARABAI, metro7.co.id – Yayasan Sunting Malayang Rescue (SMR) melakukan upaya nyata pelestarian lingkungan alam Meratus dengan menanam dan membagikan seribu batang pohon jengkol kepada masyarakat.

Kegiatan penghijauan ini bertepatan di Hari Lingkungan Hidup Sedunia, yakni pada tanggal 5 Juni 2021.

Kegiatan tersebut dilakukan perdana di kawasan Desa Datar Ajab, Kecamatan Hantakan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST).

“Kegiatan kali ini bertema ‘Kembalikan Hutan Kami’ dan penanaman ini menjadi salah satu program Yayasan SMR di bidang lingkungan,” kata Ketua Yayasan SMR, Syarif kepada Metro7.

Menurut Syarif, pemilihan tema itu didasarkan pemikiran, bahwa perlunya penanaman kembali alam meratus untuk merestorasi ekositem.

“Jika dilaksanakan dengan sungguh-sungguh, maka setiap satu pohon yang ditanam, akan menumbuhkan jutaan harapan baru bagi kelangsungan ekosistem alam,” ujarnya.

Kegiatan Penghijauan Alam Meratus tersebut rencananya akan rutin dilaksanakan.

“Semoga kedepannya bisa melibatkan birokrasi, komunitas, ormas, perkumpulan mahasiswa, pelajar dan seluruh komponen masyarakat untuk ikut andil dalam kegiatan tersebut,” jelasnya.

Gerakan penanaman pohon ini juga diikuti oleh aktivis lingkungan, Berry Nahdian Forqan.

Berry menambahkan, gerakan penghijauan meratus ini merupakan salah satu aksi kepedulian terhadap lingkungan di HST, khususnya kecamatan Hantakan yang paling terdampak musibah banjir pada 14 januari lalu.

“Penanaman pohon ini mungkin akan dirasakan dampaknya pada masa yang akan datang, sebab itulah sangat penting untuk saling bekerjasama dengan berbagai pihak agar pelestarian lingkungan Meratus bisa berjalan dengan baik,” ucapnya.

Penanaman ini, beber Berry, didominasi dengan tanaman jengkol, karena tanaman jengkol pada nantinya juga akan memberikan dampak positif terhadap ekonomi masyarakat.

Lanjutnya, gerakan menanam pohon yang masif merupakan upaya mengantisipasi perubahan iklim global, degradasi dan deforestasi hutan dan lahan, serta mencegah kerusakan lingkungan lainnya yang mengakibatkan penurunan produktivitas alam dan kelestarian lingkungan.

“Selain itu, juga dapat mengurangi dampak pemanasan global, meningkatkan absorbsi gas CO2 dan polutan lainnya, mencegah banjir, kekeringan, tanah longsor, meningkatkan upaya konservasi sumberdaya genetik tanaman penghijauan, meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menanam dan memelihara tanaman sebagai bagian dari sikap atau budaya bangsa (mindset) yang melekat pada kehidupan sehari-hari,” pungkasnya.*