TANJUNG – Sudah delapan pasien terjangkit Covid-19 di Kalimantan Selatan. Satu diantaranya warga Kabupaten Tabalong.

Namun, Pemerintah Kabupaten Tabalong cuma mendapatkan 40 buah rapid test kit Corona (Covid-19) dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan.

Jumlah tersebut dipastikan belum memenuhi kebutuhan terlebih ada 165 orang berstatus orang dalam pengawasan (ODP), lalu ada 1 orang pasien dalam perawatan (PDP).

Berstatus daerah zona merah, publik masyarakat Bumi Sarabakawa pun menyampaikan kekecewaan dan meminta agar rapid test bisa diperbanyak di Tabalong.

“Bagaimanapun caranya, kami minta alat tes cepat bisa ditambah di Tabalong. Sebab, selain sudah ada yang positif juga jumlah ODP disini terbanyak se Kalsel,” kata Yani warga Murung Pudak, Rabu (1/4/2020).

Hal serupa turut dilontarkan Zainul warga Tanjung. Disebut pemerintah daerah harus melakukan pengadaan mandiri untuk membeli rapid test, juga wajib adanya partisipasi perusahaan yang ada di Tabalong.

“Kan daerah kita ini banyak perusahaan besar, baiknya mereka bisa bantu, kalau perlu patungan beli rapid test corona untuk Tabalong,” ucapnya.

“Dengan banyaknya rapid test biar cepat penanganan virus corona di Tabalong, sehingga kami masyarakat bisa lebih aman dan tenang,” kata Jamal warga lainnya yang tinggal di wilayah Selatan Tabalong.

Sebelumnya Juru Bicara Tim Gugus Tugas Covid-19, dr Taufiqurrahman mengatakan rapid test sudah datang, tapi terbatas hanya 40 buah dan prioritaskan untuk ODP yang terindikasi gejala virus Covid-19.

“Karena alat terbatas, sementara hanya kita gunakan kepada ODP yang sudah menjalani hari ke 7 karantina,” ungkapnya.

Dijelaskannya rapid test bukan alat standar untuk penentuan positif Covid-19. Sebab, ada pemeriksaan lanjutan seperti swab test seperti yang ada di RSUD Ulin Banjarmasin. (metro7)