Tak Hanya Serahkan Bantuan, LPBINU HST Juga Sosialisasikan Siaga Bencana
BARABAI – Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) HST tidak hanya serahkan bantuan bagi warga yang terdampak.
LPBINU juga terus menggelar sosialisasi siaga bencana, salah satunya dikegiatan Diklat Terpadu Dasar (DTD) Pimpinan Anak Cabang (PAC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Labuan Amas Utara (LAU), di Ponpes Gotong Royong Al Muhajirin Pemangkih, Sabtu (25/12/2021).
Fahriansyah yang ditunjuk sebagai pelaksana tugas LPBINU HST yang dulunya aktif sebagai Korps Sukarela Relawan PMl dan instruktur Palang Merah Remaja (PMR) dibeberapa sekolah di HST itu mengangkat tema ‘Meningkatkan Kapasitas Emergency Response Berbasis organisasi dan komunitas’ bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan dan siaga terhadap segala bencana.
“Sikap siaga dan waspada perlu dimiliki oleh setiap warga, termasuk anggota Barisan Ansor Serbaguna. Karena, saat ini bencana dan musibah tiada henti-hentinya menimpa bangsa Indonesia, khususnya di HST,” katanya.
Menurutnya, pencegahan bencana berbasis komunitas, organisasi kepemudaan, dan organisasi sosial dinilai perlu dilakukan.
Dalam sosialisasi ini, ungkapnya, ada beberapa konsep operasi pencegahan yang disampaikan kepada peserta anggota sosialisasi.
“Sebab, mereka juga bertanggung jawab terhadap keamanan banua dan lingkungan sekitar dalam pencegahan bencana dari perubahan iklim. Para peserta tidak hanya berkewajiban mengaji dan jaga ulama, namun juga perlu memahami akan Pengurangan Resiko Bencana (PRB),” bebernya.
Lanjutnya, prinsipnya ada yang memimpin, merencanakan, mendukung dan melaksanakan dalam struktur pengembangan organisasi sebagai agen untuk melakukan dan melaporkan informasi bencana di lapangan atau di tempat tinggal masing-masing.
“Jika pemerintah melakukan sendiri pasti tidak akan bisa. Upaya pencegahan harus dilakukan menyeluruh, mulai dari kesiapsiagaan, pencegahan, mitigasi, pra bencana, terjadi bencana hingga ke pasca bencana. Dan untuk menjadi relawan kita harus tangguh, dan tanggap terhadap suatu bencana,” tuturnya.
Fahri juga menjelaskan defenisi bencana mesti dipahami apa bencana disekeliling kehidupan kita (early warning) dan tanggap bencana (early response). Sehingga kesiapsiagaan dan resiko bencana bisa diminimalisir.
Kegiatan sosialisasi dan edukasi dilakukan guna memberikan pemahaman, pengetahuan dan antisipasi anggota untuk siap serta tanggap terhadap bencana.
“Sadar bahwa daerah kita memang menjadi daerah yang rawan sekali atas bencana alam. Inilah yang mendorong kami melakukan giat ini,” ujarnya.
Senada dengan sahabat Fauzan yang juga panitia dikegiatan tersebut, sangat senang dengan materi yang disampaikan oleh narasumber.
Menurut Fauzan sangat penting dibekali ilmu tentang kewaspadaan terhadap bencana.
Dulunya juga, Fauzan terlibat berjibaku disaat bencana banjir HST kemaren tuk membuka posko dapur umum untuk masyarakat yang membutuhkan.
Bersama-sama anggota Banser lainnya dan Juga LPBINU HST di Ponpes Minhajul Abidin Mandingin yang dipimpin KH Syamsuni Ahmad yang juga saat ini sebagai Ketua Tanfidziah PCNU HST.