BATULICIN, metro7.co.id — Pemerintah Kabupaten Tanah Bumbu melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) mendorong desa-desa di Bumi Bersujud agar membentuk Bank Sampah Desa.

Kepala DLH Rahmat Prapto Udoyo melalui Kabid PSLB3 Indah Maya Suryanti mengatakan optimalisasi pengelolaan sampah sehingga berdampak pada kebersihan lingkungan.

“Sehingga tidak dapat dilakukan sendiri oleh Dinas Lingkungan Hidup,” ujarnya di Batulicin, Rabu (26/7/2023).

Seperti pengelolaan Bank Sampah Desa Rejosari Kecamatan Mantewe dapat menjadi percontohan bagi desa-desa lainnya di Kabupaten Tanah Bumbu.

Pembentukan Bank Sampah Desa dengan nama “Berseri” diinisiasi langsung oleh Kepala Desa Rejosari, Widodo.

Selain itu, keberadaan Bank Sampah Desa tersebut dinilai berhasil dalam hal penanganan dan pengurangan sampah.

Namun perlu adanya kerjasama dari seluruh Desa dan Kelurahan di bawah koordinasi Kecamatan. Seperti pembentukan Bank Sampah Desa sehingga sampah yang masuk ke TPS berkurang.

Karena sampah sudah terpilah sehingga sampah yang ekonomis masih bisa di manfaatkan kembali atau di setor ke Bank Sampah.

“Jadi, sampah residu saja yang di buang ke TPS, sehingga dampak jangka panjangnya sampah ke TPA akan berkurang,” ujar Indah Maya Suryanti.

Indah menambahkan Kepala Desa Rejosari, Widodo mempunyai peranan yang besar menggerakkan warganya untuk hidup dengan budaya bersih.

Yaitu dengan penyediaan bak sampah di rumah-rumah warga dan menekankan warga untuk tidak membuang sampah sembarangan melalui Surat Edaran terkait kebersihan baik secara pribadi maupun gotong royong.

Ini dilakukan agar kebersihan sekitar selalu terjaga, yang mana merupakan bagian dari gerakan lingkungan bersih dan sehat (LBS) dan PHBS.

Gerakan tersebut dengan memaksimalkan peran Kelompok Dasawisma, Pokja PKK Desa, Kader Jumantik, dan lainnya.

Kepengurusan Bank Sampah Berseri di tetapkan dengan SK Kepala Desa Rejosari Nomor : 22 Tahun 2021 tanggal 12 Oktober 2021 dengan beranggotakan sebanyak 11 orang warga desa sekitar.

Adapun jenis sampah anorganik ekonomis yang diterima di Bank Sampah Berseri yaitu kertas, kardus, plastik, dan logam seperti alumunium dan besi.

Asal nasabah Bank Sampah Berseri memang masih terbatas pada lingkup desa Rejosari dengan rata-rata setoran sampah sebanyak 1,7 ton perbulan.

Sampah yang terkumpul setiap harinya dilakukan pemilahan kembali oleh pengelola dan di jual ke pihak pengepul.

Kemandirian pengelolaan sampah yang dilakukan Desa Rejosari selain berdampak pada pengurangan sampah yang masuk ke TPS, juga menjadi keuntungan bagi masyarakat.

Yaitu tambahan penghasilan atau dengan kata lain menjadi circular economy serta yang tak kalah penting adalah nilai edukasi bahwa sampah jika dikelola dengan bijak menjadi berkah. *