KANDANGAN – Tes tertulis yang dilaksanakan oleh panitia penerima Sarjana Pendamping (SarPing) Desa yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), berjalan dengan mulus.
Jumlah pendaftar yang tercatat sebanyak 877 orang yang berasal dari berbagai perguruan tinggi dan universitas. Ketika dilaksanakan tes terulis yang terjaring hanya 257 orang. Selanjutnya, dilaksanakan lagi tes wawancara dan tes pengoperasian komputer, dengan tujuan untuk merekrut peserta sebanyak 98 orang.
Dari hasil tes ini, diketahui bahwa kebanyakan peserta yang lulus tes tertulis banyak yang tidak menguasai komputer. Akibatnya, nilai yang mereka dapat rata-rata dibawah standar penilaian, sehingga panitia mengalami kesulitan untuk memasukannya ke peringkat yang lebih tinggi.
Kukok Satrianto, salah seorang panitia yang diminta komentarnya mengatakan, terkait dengan hasil tes komputer, rata-rata nilai yang diraih peserta dibawah standar. Sehingga, dapat disimpukan hampir 50 persen  peserta yang lulus tes tertulis tidak menguasai komputer. Hal ini dibuktikan dari nilai yang ada ditangannya.
 Padahal, soal yang diberikan tergolong sangat mudah, karena hanya membuat konsep surat yang ada di pedesaan. Selain itu membuat format pengisian nama-nama para pejabat sesuai dengan ketentuan yang diberikan.
Soal yang diberikan hanya dua, program word dan program excel, dimana para peserta diminta memilih salah satu diantaranya. Kendati peserta sudah memilih apa yang mereka bisa, namun ketika diberikan kesempatan, masih aja ada saja yang tidak dapat mengoperasikannya. Celakanya lagi, banyak dari peserta yang bingung dengan pilihan mereka.  Padahal ketika mereka mengoperasikan komputer sudah dibantu dengan arahan dan saran. Tapi, tetap saja tidak bisa menyelesaikan apa yang sudah menjadi pilihan mereka. Untuk waktu yang diberikan kata Kukok, hanya 10 menit, 3 menit untuk membaca petunjuk, 7 menit lainnya untuk menyelesaikan soal yang diberikan.
“ Kelemahan peserta, banyak yang tidak bisa menyelesaikan tugasnya pada waktu yang ditentukan,” ujar Kukok.
Sementara itu, dari keterangan Norjanah salah seorang peserta yang berasal dari Telaga Langsat mengatakan, pada dasarnya dirinya menguasai program komputer yang dipilih. Tetapi, karena deg degkan dan grogi, maka dirinya mengalami kesulitan ketika menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya. Sehingga, dari beberapa soal yang diberikan panitia hanya setengahnya saja dapat diselesaikan.
“Saya sudah berusaha sesuai kemampuan saya, terkait masalah lulus dan tidaknya nanti, itu urusan panitia,”ujar Norjanah.
 Dari pantauan, diruangan tes, ada tiga meja yang harus dilalui peserta tes wawancara. Meja pertama diduduki oleh kepala Bappeda HSS Ir Fathurrahman dan Zakir mewakili kepala Bagian Hukum Setda HSS.
Pada meja kedua dijaga oleh Kepala Bagian Tata Pemerintahan Hendro Martono dan Kepala BKD Hj Siti Erma. Selanjutnya pada meja ketiga dijaga oleh Kepala Ekonomi dan pengembangan Nanang Fahrurazi dan Ir Rusmajaya. (metro7/fit)