Tradisi Makan Batalam Meriahkan Bulan Maulid
BANUA LAWAS — Tradisi unik yang mungkin satu-satunya ada di Indonesia bahkan dunia, Makan Batalam Bakipas Pangeran kembali digelar oleh masyarakat Desa Bangkiling Kecamatan Banua Lawas Kabupaten Tabalong, Rabu (22/2) pekan kemarin.
Turut hadir dalam acara yang mengutamakan semangat Gawi Sabumi dan kegotongroyongan tersebut, Bupati Tabalong bersama sejumlah pejabat penting lainnya.
Menurut sumber Metro di Dinas Sosial Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tabalong yang menjadi bagian dari Panitia Pelaksana, acara Makan Batalam secara besar-besaran seperti ini terakhir kali dilaksanakan 2010 lalu.
“Karena sesuatu hal, pada tahun 2011 kemarin acara Makan Batalam hanya dilaksanakan secara sederhana oleh masyarakat setempat dan baru tahun ini kembali digelar secara meriah,” ujar Bambang Rukmana AMd, Kasi Pariwisata Kabupaten Tabalong.
Dijelaskannya pula bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Tabalong melalui Disosbudpar setiap tahunnya selalu menyisihkan anggaran khusus bagi lancarnya momen tersebut, yang diharapkan dapat menjadi salah satu daya tarik wisata tersendiri di Kabupaten Tabalong.
Acara Makan Batalam tersebut melibatkan sedikitnya 4 desa yang berdekatan. Dalam tradisi ini, makanan disiapkan oleh masing-masing warga dengan bahan makanan utamanya biasanya adalah bebek atau ayam, sementara yang membedakan hanya cara memasak serta makanan penutupnya.
Seluruh makanan dalam porsi besar tersebut kemudian ditempatkan dalam sebuah wadah yang besar, bisa berupa talam, niru atau pun tempat lainnya yang disajikan untuk dimakan secara bersama-sama oleh minimal empat orang.
Uniknya lagi, karena lingkungan alam Desa Bangkiling yang dekat dengan sungai, masyarakat memanfaatkan perahu kelotok sebagai sarana angkut makanan tersebut. Mereka secara bergotong-royong memindahkan makanan dari perahu ke tampat-tempat yang sudah ditentukan, terutama ke mesjid setempat serta rumah-rumah warga.
Acara juga diisi dengan pembacaan syair Maulid serta siraman rohani. Saat bersantap, beberapa orang secara bersama-sama mengipasi para tamu penting yang hadir, sehingga acara ini juga diistilahkan dengan Makan Batalam, Bakipas Pangeran.
Salah seorang tokoh masyarakat Desa Bangkiling yang namanya tidak mau dikorankan menjelaskan bahwa tradisi Makan Batalam mengambil tauladan dari sejarah hidup Nabi Muhammad SAW beserta para sahabatnya.
“Setahu kami, tradisi Makan Batalam ini mengikuti apa yang dilakukan Nabi Muhammad pada masa-masa peperangan Islam. Ketika itu Nabi beserta para sahabatnya menyantap hidangan seadanya dalam sebuah wadah besar secara bersama-sama. Jadi masyarakat di sini (Desa Bangkiling – red) secara turun-temurun melaksanakan hal serupa itu dalam kondisi dan nuansa yang berbeda, dalam rangka mengambil teladan kebersamaan dan gotong-royong,” ujar sumber Metro7 menjelaskan. Metro7/usy
Tinggalkan Balasan