UPPB Cikal Bakal Penguat Bangsibun Baraket Untuk Dukung Peningkatan Industri Karet di Kalsel
BANJARBARU, metro7.co.id – Bangsibun Baraket merupakan program prioritas sebagai upaya meningkatkan nilai tambah dan daya saing pengembangan kawasan perkebunan karet berbasis koorporasi petani/pekebun yang bertujuan untuk mendukung ketahanan dan kedaulatan pangan Kalsel sebagai penyangga pangan IKN serta peningkatan pendapatan dan kesejahteraan pekebun karet di Kalsel.
Kepala Disbunnak Provinsi Kalsel, Suparmi, mengatakan, karet merupakan komoditaso ekspor nomor dua di Indonesia setelah kelapa sawit yang cukup penting sebagai penghasil devisa negara selain minyak dan gas.
“Dan Kalsel salah satu provinsi penghasil karet dengan luasan perkebunan karet sesuai data 2022 yaitu seluas 271.969 Ha dengan produksi sebanyak 198.193 Ton,” kata Suparmi, Banjarbaru, Senin (10/7).
Suparmi menjelaskan, dalam beberapa tahun terakhir industri karet di Indonesia termasuk Kalsel mengalami penurunan.
“Beberapa faktor, diantaranya rendahnya harga bahan olah karet (bokar) disebabkan anjloknya harga karet dipasar internasional berdasarkan Singapore Commodity Exchange (SICOM) dan rendahnya produksi dan produktivitas tanaman karet yang disebabkan serangan penyakit gugur daun yang dikarenakan Pestalotiosis sp dan kurangnya pemeliharaan serta mahalnya harga pupuk juga konversi tanaman karet ke komoditas lain dan banyaknya tanaman tua dan tidak produktif yang belum mau ikut program peremajaan karena ketergantungan pendapatan dari hasil kebun karet,” jelasnya.
Dengan permasalahan tersebut, maka Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor bergerak cepat dan merespons fakta itu dengan memerintahkan Disbunnak untuk mencari solusi terbaik mengatasi hal tersebut yang diwujudkan dengan menciptakan inovasi Bangsibun Baraket yang telah dilaksanakan mulai 2022 lalu.
Suparmi menjelaskan, program Bangsibun Baraket didukung oleh beberapa program strategis yaitu Program Peremajaan Karet sejak 2017 hingga 2023 seluas 3.914 hektare dibeberapa kabupaten, yang telah diremajakan antara lain Kabupaten Tabalong, Balangan, Hulu Sungai Tengah, Tanah Bumbu, Banjar dan Tapin.
Dan tahun ini akan kembali dilaksanakan sebanyak 300 hektare yang lokasinya tersebar di Kabupaten Balangan, Hulu Sungai Tengah dan Tapin.
“Pada tahun 2024 nanti direncanakan sebanyak 1000 hektare karet akan diremajakan tanaman karet tersebut yang tidak sekadar mengganti tanaman karet yang tidak produktif menjadi tanaman baru, namun peremajaan tersebut diterapkan dengan Pola Sistem Usahatani Perkebunan Rakyat Diversifikasi Terintegrasi (SUPRADIN), kpekebun dapat memanfaatkan lahan untuk tumpang sari dan efisiensi lahan berbagai komoditas tanaman untuk usaha peternakan, yaitub ternak kambing selain tanaman perkebunan dan tanaman pangan,” jelas Suparmi.
Suparmi menyampaikan, sebagai solusi pengganti pendapatan pekebun karet selama tanaman karet belum menghasilkan maupun tanaman karetnya sudah menghasilkan nantinya dengan Pola Supradin ini terakomodir tumpang sari long time atau satu daur perkebunan karet.
Dan Pemprov Kalsel juga menggencarkan kegiatan intensifikasi tanaman karet dengan mengalokasikan bantuan pupuk NPK.
Pada 2022 sampai dengan tahun ini sudah 160 Ton didistribusikan pupuk di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan untuk tahun ini sebanyak 375 Ton rencana didistribusikan ke Kabupaten Tabalong, Balangan, Hulu Sungai Tengah, Tanah Laut dan Tanah Bumbu dengan total luasan 1.500 H.
Upaya Pemprov Kalsel dalam kegiatan intensifikasi melalui Disbunnak untuk meningkatkan produktivitas tanaman karet dan mengatasi permasalahan penyakit gugur daun.
“Pemprov Kalsel selalu mendorong peningkatan mutu Bokar dengan menyalurkan bantuan Alat pembuat asap cair ,dan sdh ada 35 unit yang sudah dibagikan ke Kabupaten Tanah Laut, Banjar, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Balangan, Kotabaru Tabalong dan Tanah Bumbu serta mendistribusikan bantuan bahan pembeku Lateks dari tahun 2022 sebanyak 217.795,5 liter ke seluruh Kabupaten wilayah Karet di Kalimantan Selatan dan Gubernur Kalsel terus mendorong penguatan kelembagaan karet yaitu Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB) yang merupakan cikal bakal penguatan kelembagaan pada Program Bangsibun Baraket .
KalSel saat ini telah memikili 229 Unit UPPB dan akan terus kembangkan dan tingkatkan peranannya dalam mendukung industri karet di Kalsel,” bebernya.
Melalui Bangsibun karet didorong diversifikasi usaha ternak kambing di kawasan karet hingga 2022 populasi kambing di Kalsel sebanyak 62.803 ekor.
“Dan untuk kedepannya akan digalakkan kembali kemitraan yang saling menguntungkan antara pihak pabrikan dengan UPPB yang ada di Kalsel.
Untuk peningkatan industri hilir karet di Kalimantan Selatan agar tidak terbatas pada produk SIR10/SIR20/Sheet, sehingga kedepan harus menggandeng Kementerian Peridustrian dan instansi,” tutupnya.