KOTABARU, metro7.co.id- Persoalan tambang batu bara masih menjadi topik hangat warga Bumi Saijaan, pro kontra di tengah masyarakat masih mewarnai.

Urun rembuk pun digelar terkait tambang di Pulau Laut, yang dihelat pada Sabtu 22 Januari 2022. Sejumlah lapisan masyarakat meriung di gedung Mahligai Pemuda, Pulau Laut Utara, Kotabaru.

Ketua Pelaksana Subhan, menyebut pertemuan ini agar bagaimana daerah yang menjadi lokasi pertambangan di Kotabaru ini bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dan warga sekitar yang terdampak

“Banyak yang diutarakan masyarakat, diantaranya masalah ekonomi rakyat, kompensasi, lingkungan, CSR dan lainnya,” ujar Subhan, kepada wartawan.

Dengan adanya pertemuan ini sambung Subhan, hasilnya dapat memberikan solusi dan masukan terhadap eksekutif dan legislatif.

“Intinya kita meminta masukan khsusnya warga terdampak di Pulau Laut ini,” katanya.

Sahriansyah, mengemukakan banyak dan bergaram, pendapat serta saran yang dilontarkan para peserta.

Namun pada intinya kata dia, mereka ingin kehadiran perusahaan berdampak positif bagi mereka.

“Jadi mereka bukan hanya sebagai penikmat debu dari perusahaan, tapi mereka harus bisa dilibatkan dalam aktivitas perusahaan, khususnya pertambangan,” ujar Sahriansyah.

Selain itu juga kata dia akan mengusulkan wilayah pertambangan rakyat atau WPR, ke dewan, melalui raperda yang dibwa ke rapat dengar pendapat (RDP).

“Sehingga selanjutnya bisa mengakomodir keinginan masyarakat tentunya dengan regulasi-regulasi yang akan dikeluarkan oleh dewan,” pungkasnya. ***