BANJARMASIN, metro7.co.id – Jagad Media sosial digegerkan dengan video viral yang menampilkan belasan remaja konvoi dan diantaranya beberapa orang membawa senjata tajam (Sajam), Rabu (19/6) dini hari sekitar pukul 01.30 Wita.

Aksi remaja yang rata-rata berusia di bawah umur ini meresahkan masyarakat Kota Banjarmasin. Konvoi sepeda motor itu ada yang diduga satu ranmor, kemudian mereka dengan sengaja menutup sajam jenis parang dan samurai serta clurit.

Mereka melintas di Jalan Lingkar Selatan Banjarmasin Selatan, hingga usai beraksi langsung mengundang reaksi warga dan kepolisian. Polisi langsung bergerak beberapa jam setelah bubar mereka hingga dijemput satu orang dari rumah dinihari

Kapolresta Banjarmasin Kombes Pol Sabana Atmojo Martosumito mengatakan, setelah dibekuk satu persatu, ternyata sebanyak 11 gang motor itu semuanya Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH). Mereka menamakan, Bubuhan Selatan Tahun 2023 Junior (Bonastan).

Didamping dari Kepala UPPA Kota Banjarmasin Susa, Kapolres Sabana menampilkan barang bukti enam sajam, terdiri dari dua parang, dua samurai dan dua clurit. Kemudian dua ranmor, sementara motor lainnya masih dalam pencarian.

“Mereka beraksi di Simpang Enjoy di Jalan Lingkar Selatan dekat SD Ukhuwah dan menggunakan bendera hingga barbuk berhasil disita enam sajam. Untuk motor jenis Yamaha Aoerox, Mio putih dan Jupiter juga ikut disita,” beber Kapolresta didampingi Pohak LBH Unlam dan Napas.

Dari pendataan ABH ini ada yang masih sekolah, dan putus sekolah. Seluruhnya ada 19 orang, dan tiga masih buron. Modus operasi mereka ingin mencari jati idiri atau musuh melalui janji di ponsel, namun gagal karena bubar karenanmelihat warga dikira polisi berpakaian preman. Setelah dicokok satu persatu ditemukan 11 orang mayoritas ABH ini.

“Selanjutnya untuk penindakan hukum melalui sistem perasilan anak. Kami mengundang peran serta orang tua dan pendampingan. Karena mereka ini merupakan generasi muda yang salah pergaulan dan perlu pelatihan dengan cara yang baik,” terangnya.

Kapolresta yang juga didampingi Kasat Reskrim AKP Eru Alsepa menambahkan, sebenarnya ABH ini tidak harus dengan cara podana penjara.

Karena hal itu, katanya, membuat masa lalu terhambat, sehingga perlunya pelatihan misalnya wajib lapor. Mungkin mereka kurang perhatian dari keluarga dan lingkungan orang di sekitar mereka.

“Dalam hal ini kan mereka hanya salah pergaulan dengan membawa sajam. Jadi tidak ada korban dalam rencana Gang motor tersebut,” jelas Sabana.

Dia juga meminta maaf kepada warga Banjarmasin belum maksimal dalam memberikan rasa aman dan tetap berusaha meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

“Untuk itu warga lainnya diminta tidak terlibat. Jika ada hal-hal yang mencurigakan segera laporkan kepada kami,” tuturnya.

Sementara, Kepala UPPTD Susan menambahkan, perbuatan ABH ini merupakan yang kedua kalinya.

Karena mereka tidak mengerti akan berdampak pada pelanggaran pidana atau hukuman tersebut. Sebab itu perlu pelatihan lebih baik lagi agar tidak terjerumus apalagi jangan sampai terjadi korban

Samsul Hair dari LBH Unlam menutup keterangan pers tersebut menyatakan agar kejadian itu tidak sampai terulang kembali.

“Jadi hendaknya kejadian itu tidak terulang lagi, karena sayang kalau ABH ini terhambat, karena mereka adalah generasi penerus bangsa,” tutupnya.