Rantau — Salah satu kelengkapan untuk melaksanakan tradisi Baayun Maulid yang sering dilaksanakan di Kabupaten Tapin adalah hiasan janur. Mengingat banyaknya permintaan ayunan dan hiasan janur setiap memasuki bulan maulid, belum lama tadi, pemerintah setempat menggelar pelatihan membuat hiasan janur di Desa Banua Halat Kecamatan Tapin Utara yang diikuti oleh 210 orang peserta.
Kabid Seni Budaya pada Kantor Disporabudpar Tapin Ibnu Masud kepada koran ini menyebutkan, pelatihan ini sangat penting dilaksanakan pihaknya untuk masyarakat Banua Halat, pasalnya setiap tahunnya dibutuhkan banyak orang yang diperlukan untuk membantu membuat ayunan. Apalagi setiap tahunnya jumlah ayunan selalu bertambah, sehingga para pembuat hiasan ayunan dibuat kewalahan.
“Nah, karena kebutuhan pembuat hiasan ayunan bertambah terus, kami pun melatih masyarakat di desa ini agar bisa membantu membuat ayunan. Apalagi kalau sudah pandai membuat ayunan dan hiasannya bisa mendatangkan rupiah,” ujar Ibnu.
Dijelaskannya, yang melatih peserta untuk membuat hiasan ayunan adalah warga Banua Halat sendiri yang sudah piawai dalam mengolah hiasannya. “Warga Banua Halat pada dasarnya menggunakan semua hiasan yang ada tersebut sebagai bagian dari ayunan pikasih beranak yang terdiri dari tiga kain panjang, tiga kain selendang, dan beragam hiasan janur,” jelasnya.
Karena yang melatih orang yang sudah berpengalaman dan warga setempat, jadi peserta  dengan mudahnya bisa dilatih untuk membuat hiasan janur tersebut. Apalagi peserta sudah mempunyai basik untuk membuatnya, sehingga dalam waktu sehari saja, peserta sudah pandai membuat beragam hiasan tersebut.
“Hiasan yang diolah terbuat dari janur kuning. Ada banyak hiasan yang harus diolah, seperti janur patah kangkung, gelang-gelang, payung, dan lain sebagainya. Semua hiasan tadi ada maksud dan hakikatnya,” jelasnya.
Sekedar diketahui, janur patah kangkung hakikatnya adalah agar anak atau orang yang diayun dimana saja bisa hidup dan berbaur dengan masyarakat. Seperti tanaman kangkung yang bisa hidup di mana saja. Sedangkan janur lipan bini dan lipan laki merupakan sifat dan watak dari Urang Banua Halat, di mana pada hakikatnya kalau dizalimi  mereka tidak akan membalasnya. Tapi kalau mereka sudah terdesak, maka mereka tidak segan melawan dengan sengatnya.
Selain itu, janur gelang-gelang, pada hakikatnya siapapun yang datang ke Banua Halat akan dianggap dingsanak atau saudara. Sedangkan janur payung sebagai pelindung diri dan janur ketupat guntur hakikatnya adalah apa yang dibicarakan anak akan menjadi bermakna untuk kehidupannya saat berbaur di masyarakat.
Hiasan lainnya adalah janur pagar tigarun sebagai pembatas diri, janur hahalungan yang arah ke atas hakikatnya merupakan hubungan antara tuhan dengan manusia, serta sedangkan halulung yang arah ke bawah adalah hubungan antara manusia dengan sesamanya. (Metro/Wnd)