TANJUNG, metro7.co.id – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Tanjung kembali berhasil dalam bidang pemberdayaan narapidana dengan panen ikan lele sistem bioflok, Kamis(14/11).

Program budidaya ikan lele menggunakan teknologi bioflok ini telah memasuki tahap panen dengan hasil yang memuaskan, menunjukkan keberhasilan dalam peningkatan keterampilan serta kemandirian warga binaan.

Sebanyak kurang lebih 80 kg lele telah dipanen pada tahap ini, dengan 3 kolam bioflok ini juga ada ikan-ikan lainnya seperti gurame.

Kepala Lapas Tanjung, Hakim Sanjaya, mengatakan, panen ini merupakan hasil dari program pembinaan keterampilan yang sudah berjalan selama 2024.

Lanjutnya, sistem bioflok sendiri merupakan metode budidaya ikan yang ramah lingkungan dan efisien, di mana ikan dapat tumbuh dengan optimal meskipun dalam ruang yang terbatas, serta menghasilkan air yang lebih bersih.

Disamping itu, ia pun merasa bersyukur dan bangga atas pencapaian tersebut. Karena program budidaya ikan lele dengan sistem bioflok ini bukan hanya bertujuan untuk memberikan keterampilan kepada warga binaan, tetapi juga untuk menciptakan kemandirian ekonomi di dalam lapas.

“Hasil panen ini akan akan dikonsumsi di dalam lapas untuk mendukung program ketahanan pangan,” ujarnya.

Selain itu, terang Hakim, teknologi bioflok yang digunakan dalam budidaya ikan lele ini merupakan salah satu solusi untuk menciptakan sistem pertanian dan perikanan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Sistem ini memanfaatkan kotoran ikan yang diubah menjadi pakan alami bagi ikan itu sendiri, sehingga meminimalkan limbah dan meningkatkan kualitas air dalam kolam.

Ikan-ikan ini akan digunakan untuk kebutuhan konsumsi warga binaan. Program ini melibatkan lebih 10 narapidana yang dilatih untuk mengelola dan merawat kolam bioflok, mulai dari proses pemeliharaan ikan hingga pemasaran hasil panen.

Selain itu, mereka juga mendapatkan pengetahuan terkait teknik perikanan modern yang dapat menjadi modal keterampilan ketika mereka kembali ke masyarakat.

Dengan adanya program ini, Hakim menghrapkan dapat memberikan dampak positif bagi narapidana dalam hal pembinaan kemandirian, serta memperlihatkan kepada masyarakat bahwa mereka bisa kembali berkontribusi setelah menjalani masa hukuman.

“Lapas Tanjung berencana untuk terus mengembangkan program serupa dengan memperkenalkan lebih banyak jenis usaha produktif yang dapat dijalankan oleh warga binaan, sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kualitas hidup dan mempercepat reintegrasi mereka ke masyarakat,” tandasnya. ***