KOTABARU, metro7.co.id – Kepala Dinas Kesehatan ( Dinkes), Kotabaru, Erwin Simanjuntak, membenarkan adanya warga Kotabaru terjangkit Demam Berdarah Dengeu (DBD).

” Iya 1 orang kena DBD, santri di Pesantren Hilir Muara, Guru Bahruddin. Jadi santri itu sempat dilarikan ke RS pada 31 Januari 2024, namun sudah keluar rumah sakit 1 Februari 2024,” kata Erwin dikontak metro7.co.id, Jumat (3/2/24).

Pihaknya sudah mengambil langkah atas kasus DBD, dengan meningkatkan pemberantasan sarang nyamuk (Fogging), abatisasi massal, kemudian pembentukan juru pemantau jentik mengikut sertakan masyarakat, serta gerakan Jumat bersih, melibatkan masyarakat

Ia mengingatkan orang terserang DBD, gejala-gejalanya demam tinggi hingga mencapai 40 C, nyeri kepala berat, nyeri pada otot, sendi, tulang, dan bagian belakang mata.

“Nafsu makan menurun, mual, dan muntah. Pembengkakan kelenjar getah bening, kadar trombosit turun drastis, ada kerusakan pada pembuluh darah dan kelenjar getah bening,” bebernya

Terdapat bintik-bintik atau bercak merah pada kulit 2 hingga 5 hari pasca demam perdarahan dari hidung, gusi, atau bagian
bawah kulit.

“Apabila warga ada yang mengalami gejala di atas dihimbau untuk datang ke fasyankes untuk memeriksakan dirinya apakah menderita DBD atau bukan,” terang Erwin

Selanjutnya puskesmas yaitu surveilance akan mendatangi ke rumah penderita dan melakukan penyelidikan kasus, juga survei demam di sekitar penderita.

“Penyuluhan DBD dengan kegiatan menguras bak penampungan, menghilangkan genangan air dan mengubur kaleng kaleng bekas dan sarana tempat berkembang biaknya nyamuk,” tuturnya

Terakhir pemberian abate kepada warga dan Fogging dilaksanakan apabila ditemukan kasus dan 2 orang atau lebih demam tanpa sebab. *