KALSEL, metro7.co.id – Dua orang alumni santri Ponpes Raudhatut Thalibin Amuntai berhasil menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Al-Ahgaf Tarim, Hadhramaut Yaman.

Keduanya yakni, Gamal Abdul Nasir dan Muhammad Farid Mubarak bersama 60 mahasiswa sukses mendapat gelar kesarjanaannya Bachelor of Science (B.Sc), Kamis (15/7) malam.

Diwisuda langsung oleh Rektor Universitas, Prof Al Habib Abdullah bin Muhammad Baharun dan disaksikan oleh para Masyaikh dan Mufti Tarim.

Diketahui, Ponpes Raudhatut Thalibin Amuntai yang dididirikan oleh KH Ahmad Mu’thi ini masih tergolong pesantren yang berusia muda. Didirikan awal tahun 2005.

Namun dengan usia yang muda, pondok ini termasuk salah satu ponpes berkualitas di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU).

Santri-santrinya difokuskan agar bisa membaca dan memahami kitab kuning. Dengan metode cepat baca kitab kuning yang dirangkum KH Ahmad Mu’thi, terbukti efektif untuk mengantarkan santrinya memahami kitab kuning dengan waktu yang sangat singkat.

Gamal Abdul Nasir Asal Banjarmasin dan Muhammad Farid Mubarak asal Amuntai merupakan santri Raudhatut Thalibin lulusan tahun 2016.

Dengan modal 3 tahun mondok di Pesantren KH Ahmad Mu’thi, keduanya mampu menyelesaikan pendidikan S1 di Universitas bergengsi di Negeri Yaman tersebut tanpa hambatan, alias lulus dengan lancar.

Gamal mengatakan, mereka berdua lulus mondok di Raudhatut Thalibin tahun 2016 dan memilih melanjutkan studinya di Universitas Al-Ahgaff Yaman.

“Awalnya kami ragu, sebab mengingat masa mondok kami masih tergolong sebentar, yakni cuma 3 tahun. Masih sangat minim bila dibandingkan dengan teman-teman seangkatan di Al-Ahgaff yang notabenenya sudah mondok 10 tahun di Indonesia,” bebernya.

Awal-awal kuliah di Fakultas Syariah dan Hukum rasanya minder, ucap Gamal, karena melihat teman-teman seangkatan yang mondoknya sudah lama.

“Cuma untungnya saat itu ada senior pondok yang meyakinkan saya, bahwa santri Raudhatut Thalibin itu tak kalah dengan santri yang sudah mondok 10 tahunan. Kurikulum yang diramu Tuan Guru KH Ahmad Mu’thi sebanding dengan santri-santri yang mondoknya sepuluh tahun-an, jadi jangan minder. Kata seniorku,” ungkapnya.

Muhammad Farid pun menyatakan, bahwa mereka berdua tak kalah saing dengan pelajar-pelajar lain yang mondoknya sudah lama.

“Walaupun kami mondoknya cuman 3 tahun, secara nilai akademik, kami tak kalah saing dengan mahasiswa yang sudah lama mondoknya. Itu semua berkat sistem pembelajaran yang efektif dulu di pondok serta restu guru-guru kami,” pungkas Farid.

Selain nyantri di Ponpes Raudhatut Thalibin, keduanya juga bersekolah di MA Nipa Rakha Amuntai yang berada di bawah naungan Ponpes Rasyidiyah Khalidiyah (Rakha) Amuntai.

Universitas Al-Ahgaff sendiri merupakan salah satu universitas anggota liga arab dan menjadi primadona para penuntut ilmu yang ingin belajar ke Yaman. Juga termasuk Universitas bergengsi dan terkenal syadid di negeri Yaman.*