LUBUKLINGGAU, metro7.co.id – Senin, (20/09/2021) Pemkot Lubuklinggau bersama Pihak Pertamina melakukan rapat koordinasi terkait isu kelangkaan Gas Elpiji bersubsidi.

Dalam agenda itu hadir Sekda Kota Lubuklinggau, H A Rahman Sani didampingi Asisten Bidang Ekonomi Keuangan dan Pembangunan (Ekubang), Kgs Efendi Ferry dan Kadisdagrin, H Surya Darma, dan Sales Branch Manager Pertamina, Ahad Jabbar.

Kepala Dinas Perdagangan & Perindustrian Kota Lubuklinggau, H Surya Darma menuturkan jika melihat data dari Pihak Pertamina stok Gas Elpiji memadau, yakni dengan jumlah sebanyak 190.000 tabung gas yang didistribusikan untuk September, sedangkan penggunaan gas setiap bulan 120.000 tabung. Artinya  ada sekitar 50 ribu tabung yang mengalami los.

Dirinya juga menyampaikan dari informasi yang berhasil didapat, di dua Kecamatan terjadi kelangkaan Gas Elpiji, yaitu Kecamatan Lubuklinggau Utara I dan Lubuklinggau Utara II. Bahkan harganya melebihi harga eceran tertinggi (HET), disinyalir hingga mencapai Rp 30 Ribu.

“Kita menduga banyak gas dibeli orang yang tidak berhak. Oleh karena itu, kami meminta pangkalan harus mendata setiap orang yang membeli agar bisa diketahui orang itu mampu atau tidak,  ” Setiap kelurahan harus memiliki pangkalan dan data orang miskin, sehingga kelangkaan bisa diantisipasi. Disinyalir kemungkinan besar tabung gas tersebut beredar ke kabupaten tetangga,” ucap Surya Darma.

Menyikapi hal tersebut, Sekretaris Daerah, (Sekda) Kota Lubuklinggau, H A Rahman Sani menekankan kepada jajaran dan pihak-pihak terkait agar semakin meningkatkan pengawasan dan sinergitas, guna mengatasi isu kelangkaan terjadinya gas Elpiji di kalangan Masyarakat Kota berslogankan Sebiduk Semare.

“Dilihat dari stok, bahwa gas elpiji tersebut masih tersedia. Gas merupakan suatu kebutuhan, tak hanya masyarakat miskin tapi juga seluruh kalangan. Jangan sampai isu kelangkaan terus berkembang sehingga menimbulkan pemikiran negatif di kalangan masyarakat dan muaranya terjadi hal-hal yang tak diinginkan. Oleh karena itu perlu dilakukan pengawasan dan sinergitas,” tegas, Sekda Kota Lubuklinggau, A Rahman Sani.

Pada agenda rapat koordinasi itu, pihak Pertamina daerah setempat, melaui Sales Branch Manager Pertamina, Ahad Jabbar mengatakan tahap penyaluran pertama dilakukan dari SPBE ke empat agen dan sesuai kuota BPK Migas.  SPBE membawahi gas menggunakan mobil agen yang dibawa ke pangkalan, dan Mobil agen mempunyai pelang agen.

“Apabila melihat ada mobil yang membawa gas tidak mempunyai pelang agen harus ditindak karena melanggar dan disidak secara langsung. Nanti akan didata kembali jangan sampai di desa ada dua pangkalan, diharapkan SPBE di daerah tetangga tidak mengambil gas dari daerah sekitarnya,” beber Sales Branch Manager Pertamina, Ahad Jabbar. ***