KOTABARU, metro7.co.id – Pandemi Covid-19 yang melanda hingga Kotabaru, membuat sejumlah nelayan harus putar otak untuk menambah pundi-pundi rupiah.

Perwakilan nelayan Susanto mengatakan saat sekarang ini ia tidak bisa melaut, namun ia tidak berdiam diri saja. Inisiatif sendiri mencoba-mencoba mengisi waktu luang dengan membuat miniatur kapal untuk usaha sampingan

Berbekal bahan kayu bekas dan bakat yang sudah ada mereka mampu menghasilkan hasil tangan berupa miniatur kapal seperti pesiar, pinisi dan lainnya.

“Pembuatan miniatur kapal pesiar dan Pinisi diolah dari bahan limbah kayu sekitar yang tidak digunakan lagi,” katanya kemarin.

Susanto berkata bahan kayu yang digunakan jenis akasia, sungkai dan lainnya. Kenapa bahan itu dipilih, karena menurutnya serat kayu tersebut lebih rapat, ringan, kuat serta mudah dibentuk.

“Untuk membuatan satu miniatur kapal pesiar dan pinisi biasanya membutuhkan waktu dua minggu,” ujar Susanto.

Oktav Tri Nurhidayat warga setempat menilai pembuatan miniatur kapal sangat luar biasa. Ia menginginkan bisa dikembangkan lagi, tidak hanya di desa tetapi sampai ke kecamatan, bahkan kabupaten.

“Harapan saya ini bisa berkembangnya sampai ke provinsi dan ketingkat nasional,” harapnya.

Ia berharap kepada pemerintah daerah agar bisa memberikan perhatian kepada pengrajin tangan pembuat miniatur kapal, khususnya para nelayan yang terdampak Covid-19.

“Ini sebenarnya hanya sampingan saja bagi nelayan itu sendiri, dan saya sebagai selaku masyarakat sangat senang dan berminat untuk membeli produk hasil kerajinan tangan miniatur kapal ini,” ujar Oktav

“Mudah-mudahan kerajinan tangan pembuatan miniatur kapal Pesiar dan pinisi ini bisa membantu menambah penghasilan bagi nelayan yang terdampak Covid-19, serta lebih bisa berkembang luas lagi,” pungkasnya. *