Relakan “Api Abadi” Dipadamkan, Demi Indonesia
TANJUNG, metro7.co.id – Demi memberikan kesejahteraan serta ketulusan untuk melayani seluruh rakyat Indonesia lewat tetesan migasnya, Bumi Sarabakawa sebutan Kabupaten Tabalong merelakan “api abadi” di Monumen Tanjung Puri Mabuun dipadamkan.
Padamnya nyala api abadi dari Tugu obor yang juga Ikon daerah atau maskot landmark kota minyak julukan Bumi Sarabakawa tersebut rupanya kini tak lagi disuplai gas alam (LNG/Liquefied Natural Gas) dari PT Pertamina EP Tanjung Field.
Kerelaan padamnya tugu obor yang dulunya pembangunannya dirancang oleh wartawan dan sejarawan daerah bernama Yusni Antemas dan dibangun dimasa kepemimpinan Bupati Dandung Suchrowardi (1984 – 1994) itu, merupakan secercah fakta dukungan ikhlas bumi Tabalong sebagai kabupaten kecil di penghujung Kalimantan Selatan untuk bisa berkontribusi terhadap target produksi minyak dan gas bumi nasional 1 juta BOPD (barrel oil per day) dan 12 Bscfd (Billion standard cubic feet per day) pada 2030.
Lantas bagaimanakah perjalanan dipadamkannya api abadi sekaligus ikon daerah demi dukungannya untuk kebutuhan minyak dan gas nasional?. Berikut beberapa informasi dan catatan yang dirangkum wartawan Metro7, Zul Fahmi Dhamiry di Tabalong Kalimantan Selatan.
Berawal dari besarnya kebutuhan gas alam untuk operasional PT Pertamina EP Tanjung Field yang rata-rata mencapai 3,2 juta. Gas alam tersebut digunakan sebagai bahan bakar untuk Power Plant sebesar 1, 9 juta scfd, boiler sebesar 0, 8 juta scfd, dan sisanya dipakai untuk pompa transmisi minyak mentah ke Refinery Unit (RU) V di Balikpapan.
Sedangkan produksi gas alam yang dihasilkan oleh sumur migas PT Pertamina EP Tanjung Field dirata-ratakan cuma sebanyak 1,8 juta scfd. Meski untuk mengatasi masalah operasional akibat kekurangan produksi gas alam, Pertamina EP Tanjung Field sudah bekerjasama dengan PLN untuk layanan Listrik Layanan Super Ultima II, tapi sebelumnya masih menggunakan bahan bakar solar sebagai pengganti kekurangan gas alam dengan konsumsi kurang lebih 22 ribu liter per hari (senilai Rp 220 juta/hari).
Kilang minyak di Tabalong pun boleh dikatakan sudah tua karena sudah diambil dan dimanfaatkan lebih dari seabad, atau sudah berusia 123 tahun, yakni dari jaman Hindia Belanda (1898) dan saat ini produksi Lapangan Tanjung paling rendah di antaranya lapangan lainnya yang ada di Indonesia. Padahal, cadangan minyak yang ada masih sangat besar. Sebagaimana data didapat wartawan, jumlah potensi cadangan yang masih belum bisa direcover di Lapangan Minyak Tanjung yakni sekitar 600 juta barel, dan yang baru bisa diangkat baru sekitar 190an juta.
– Bertahan Produksi Ditengah Pandemi.
Pernah mencapai puncak produksi tahun 1963 yang mencatat angka 48.800 barel perhari, tapi kini diibaratkan cadangan terbukti (minyak) dengan tingkat kesulitan eksplorasi terendah praktis kini telah habis dieksploitasi dan menyisakan tingkat kesulitan yang lebih tinggi. Karena itu, diperlukan teknologi yang lebih canggih. Diantaranya dengan Enhanced Oil Recovery (EOR) dengan menggunakan surfactant.
“Kita kekurangan produksi, bukan kekurangan minyak dan gas,” kata Staf Legal & Relation PT Pertamina EP Tanjung Field, Akhmad Ruspandi kepada wartawan.
Sebanyak 140 sumur minyak tua yang ada terus digenjot berproduksi oleh PT Pertamina EP Tanjung Field menggunakan teknologi injeksi dan pompa angguk. Menyuntik air ke sumur untuk mengangkat sisa minyak yang menempel di bebatuan. Diantaranya juga terdapat tujuh sumur dengan pola polimer. “Namun pola polimer masih pilot projek atau percobaan,” kata Akhmad Ruspandi lagi.
Namun, lagi-lagi akibat dampak pandemi Covid-19, mempertahankan produksi minyak mentah dan gas alam memang berat. Pasalnya, selain anggaran terpangkas refocusing, juga penerapan protokol kesehatan ketat bagi para pekerja harus dilaksanakan. Begitulah yang terjadi pada PT Pertamina EP Lapangan Tanjung saat ini.
Adanya potongan anggaran sampai 30 persen lantaran rasionalisasi anggaran ekploitasi dan produksi, dan itu berlaku untuk semua cabang Pertamina di seluruh Indonesia. Karena pemotongan itu, upaya pengangkatan minyak ini pun perlu langkah efisiensi anggaran, untuk mempertahankan produksi tetap berjalan. Hasilnya cukup memuaskan, sebagaimana data yang tertera di PT Pertamina EP Tanjung Field dari Data SOT (Sistem Operasi Terpadu) pada sepanjang 2021 perbulannya menunjukkan rata-rata produksi minyak Tanjung Field sebesar 2.118.4 barrel oil per day (bopd) sedangkan produksi gas sebesar 1.077 million standard cubic feet per day (mscfd).
“Pertamina EP Tanjung juga mewajibkan kami para pekerja, khususnya pengeboran mengenakan masker, sarung tangan, sepatu boot kulit dan helm. Itu selain menghindari penularan Covid-19 juga keselamatan diri. Kalau ada positif Covid, ya terpaksa harus dikarantina dulu sampai sembuh,” imbuhnya.
– Minyak Bumi Sentuh Pembangunan.
Sadar kalau SDA khususnya minyak yang berasal dari fosil jika diambil atau dieksplorasi terus menerus bakalan habis, seperti padamnya api abadi di tugu obor ikon daerah. Maka PT Pertamina EP Tanjung Field bersama Pemkab Tabalong melaui program tanggung jawab sosial terus berupaya melakukan program CSR (Corporate Social Responsibility) dan pembangunan lainnya untuk kesejahteraan masyarakat.
Seperti pelaksanaan penanggulangan kemiskinan di Kabupaten Tabalong yang secara umum dilaksanakan pada berbagai bidang pembangunan yang dilaksanakan semua pihak, tak terkecuali pihak perusahaan yang berinvestasi dalam bersama-sama menyelaraskan pembangunan dengan visi dan misi daerah berjuluk Bumi Sarabakawa ini, tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), yakni Visi Kabupaten Tabalong dalam mewujudkan Tabalong lebih agamis, sejahtera dan mandiri.
Sebagai perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang beroperasi di Tabalong, PT Pertamina EP Tanjung Field lewat program Pertamina Peduli CSR turut berupaya dalam membantu Pemkab setempat dalam penanggulangan kemiskinan sesuai amanat konstitusi yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang dasar 1945 Amandemen keempat.
Bupati H Anang Syakhfiani secara khusus juga memberikan apresiasi atas keberadaan PT Pertamina EP Tanjung Field dalam pembangunan Kabupaten Tabalong sehingga banyak prestasi yang dicapai oleh kabupaten tersebut.
“Pencapaian Tabalong saat ini salah satunya karena aktivitas pertambangan di kabupaten ini. Saya berharap Pertamina EP Tanjung Field terus mendukung program-program yang dilakukan pemerintah kita,” ucap bupati Anang.
Dengan bergandengan tangan dengan Pemkab Tabalong, PT Pertamina EP Tanjung Field menggarap CSRnya pada beberapa program membangunan khususnya kemasyarakatan.
Begitupula ikut berperan dalam perang melawan Virus Corona. PT Pertamina EP Tanjung Field juga memberikan bantuan dalam tindak kesiapsiagaan dan penanganan Covid-19 di Kabupaten Tabalong berupa Alat Pelindung Diri, ribuan masker hingga fasilitas cuci tangan. Termasuk dukungan dana ke Dinas Lingkungan Hidup untuk penanganan COVID – 19 dan Program Peduli Tenaga Medis (PETIS) berupa tambahan nutrisi kepada tenaga medis.
– Minyak Bumi Dogkrak PAD.
Pundi-pundi PAD (Pendapatan Asli Daerah) pertahun dari hasil tetesan minyak bumi di Kabupaten Tabalong melalui fee royalty sebagai daerah penghasil mencapai Rp 81 miliar lebih.
Informasi didapat, fee royalty yang didapat Tabalong dari ekplorasi minyak bumi itu berdasarkan perhitungan yang diitetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) dari tetesan ladang-ladang minyak tersebut tercatat di PAD daerah totalnya kurang lebih sebesar Rp 81 miliar. Yakni penerimaan pada sektor pertambangan minyak bumi pertriwulan mencapai Rp 3 miliar lebih, serta ditambah pada sektor PBB pertambangan migas kurang lebih Rp 70 miliar.
Disisi lain, guna ikut berpartisifasi dalam target produksi minyak nasional sekaligus berdampak bakal bertambahnya fee royalty minyak bumi untuk PAD Tabalong. PT Pertamina EP Tanjung Field kembali melakukan pemboran sumur migas baru. Terakhir, sumur pengembangan atau eksploitasi ini merupakan sumur tambahan dengan nama lokasi dan sumur PRB-02 yang berada di Desa Pugaan Kecamatan Pugaan,Tabalong.
Pihak Manajemen PT Pertamina EP Tanjung Field saat kunjungan silaturrahmi ke Bupati Tabalong juga pernah menyampaikan, pihaknya terus mengupayakan peningkatan produksi minyak dengan mengoptimalkan sumur yang ada di Kabupaten Tabalong serta beberapa aktivitas program tanggung jawab sosial yang dilakukan untuk kesejahteraan masyarakat.
Bupati Tabalong H Anang Syakfiani pun menyampaikan dukungannya terkait perizinan maupun proses pembebasan lahan yang dilakukan Pertamina. “Asalkan untuk kesejahteraan daerah dan masyarakat, saya pastikan akan terus mendukung Pertamina,” kata Bupati Anang.
Bupati Anang mengharapkan, dengan dukungan daerah ke Pertamina sehingga berdampak makin bagusnya produksi migas di Tabalong, maka selain untuk kesejahteraan masyarakat dan pembangunan daerah, juga PT Pertamina EP Tanjung Field bisa ¹menghidupkan kembali api abadi di tugu obor yang menjadi ikon Bumi Sarabakawa Kabupaten Tabalong. ***