TAMIANG LAYANG, metro7.co id – Sejak pandemi covid 19 melanda, khususnya di Kabupaten Barito Timur (Bartim), sangat berdampak pada para pedagang.

Seperti yang dialami oleh Adi Susanto. Pedagang bakso atau pentol keliling, akibat pandemi covid 19, omzet penjualan pentol rebus menurun drastis.

Biasanya sebelum pandemi covid 19 melanda, dirinya sehari berjualan pentol rebus bisa menghasilakn uang 600 ribu rupiah sampai 700 ribu rupiah. Namun setelah pandemi covid 19, omzet penjualan pentol sangat merosot drastis.

“Pokoknya sangat berdampak lah. Omzet saya jualan pentol rebus menurun 50 persen. Bisanya sebelum Corona bisa menghasilakn 700 ribu rupiah, namun saat pandemi Corona  seperti ini, sehari hanya dapat 400 ribu bahkan bisa kurang ,” ucapnya, Kamis 11 Februari 2021.

Walaupun demikian, dirinya mengaku  tetap bersyukur, karena masih ada yang mau membeli pentol rebus yang dia jual.

Apalagi setelah pemerintah menerapkan sekolah sekolah agar pembelajaran dilakukan tidak tatap muka secara langsung, tentu berimbas kepada para pedagang yang sering mangkal disekolah sekolahan.

“Biasanya kan kita jualan atau berdagang pentol  disekolah sekolah. Namun karena saat ini pandemi, maka sekolah menerapkan pembelajaran secara daring atau tidak tatap muka,” jelasnya.

Walau demikian, dirinya tetap menghormati karena itu demi kebaikan agar menjaga atau memutus penyebaran covid 19.

Ditambahkannya, sebenarnya kalau berjualan disekolah sekolah seperti sebelum pandemi, dirinya mengaku sangat mudah menjual dagangannya.

“Kalau disekolah cepatlah habis pentolnya, Sekarang terpaksa harus keliling kehalaman kantor pemerintahan di Barito Timur menjajakan dagangan. Terkadang di Disdukcapil mangkalnya, terkadang juga bisa di tempat lain,”tuturnya.

Walaupun demikian, dirinya mengaku harus semangat berjualan untuk menyambung hidup dan menafkahi keluarga. Apalagi menurutnya di Barito Timur dirinya belum mempunyai rumah alias mengontrak, tentu harus bersemngat menjemput rezeki halal dengan berdagang pentol rebus.

Lelaki memakai topi hitam dan memakai masker kuning ini mengaku bahwa dirinya sudah 8 tahun berjualan pentol rebus di Tamiang Layang.

“Sudah 8 tahun sudah jualan, saya diBartim masih ngontrak mas. Semoga saja pandemi covid 19 segera berakhir dan tiddak kembali lagi, sehingga pengahsilan saya bisa kembali normal seperti biasa,” pungkasnya.

Salah seorang pembeli pentol rebus, Gazali Rahman yang merupakan warga Matabu  menuturkan  bahwa pentol yang dijual mas Adi memang enak rasanya.

“Rasanya cukup enak, daging sapinya sangat berasa, begitupula dengan sambalnya,” ucapnya.

Dirinya mengaku bahwa setiap bertemu mas Adi berjualan pentol dirinya selalu membeli.
Selain harganya murah dan sesuai dengan porsinya, mas Adi juga sangat ramah kepada konsumen.

“Rasanya enak. Tadi saya beli pentol 5 biji, bagi yang belum pernah, maka perlu dicoba. Mas Adi setiap Senin sampai Jumat mangkal disini dari jam 9 pagi sampai jam 12 siang,” tuturnya.