BOJONEGORO, metro7.co.id – Himpunan Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Cendekia (STIEKIA) Bojonegoro jurusan Akuntansi mengadakan Sosialisasi Program Holistik dan Pembinaan Pemberdayaan Desa (PHP2D) terkait Budidaya Lele dan Maggot (Dilema), Selasa (15/09/20).

HMJ Akuntansi STIEKIA Bojonegoro berhasil memperoleh dana hibah dari Kementrian Dinas Dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI), dengan memboyong dua proposal kegiatan pemberdayaan desa tersebut.

Kegiatan ini dilakukan dalam rangka mengurangi dampak Covid-19 di masyarakat, dengan melakukan sosialisasi program holistik pembinaan dan pemberdayaan desa melalui budidaya lele dan magot untuk meningkatkan perekonomian di Desa Sukowati, Kapas, Bojonegoro.

Acara dilakukan di Balai Desa Sukowati ini dihadiri oleh 35 karang taruna maupun pemuda desa setempat. Mereka sangat antusias mendengarkan penjelasan dari panitia terkait program budidaya lele dan magot.

Sementara itu, wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan STIEKIA Bojonegoro, Hafizah Nashrul Amrin, menuturkan, dari sekian PTN maupun PTS, hanya ada dua proposal yang lolos dan didanai oleh Kemendikbud, dimana Perguruan Tinggi harus senantiasa berpartner bersama dengan desa untuk mengurangi dampak perekonomiam dari Covid-19.

“Dengan adanya PHP2D ini, semoga pihak mahasiswa dari kampus kami, atas dana hibah dari kemendikbud mampu mengatasi masalah yang muncul di masa pandemi seperti saat ini, contohnya pengangguran karena berkurangnya perputaran perekonomian di suatu perusahaan, maka mengakibatkan karyawan harus di PHK, kemudian semakin sedikitnya lapangan pekerjaan karena seiring dengan waktu tenaga manusia akan dirubah menjadi tenaga robot,” jelas Waket III Bidang Kemahasiswaan.

Kepala Desa Sukowati Amik Rohadi, menuturkan, melalui sosialisasi program holistik ini merupakan suatu kebanggan karena program di Kemendikbud ini harus bersaing dengan ribuan kampus di Indonesia.

Program budidaya ini sekarang juga sedang booming terkait ternak magot dan budidaya lele dengan menggunakan makanan dari lava/lalat. Yang mana lele bisa sangat mudah di budidayakan dan dipasarkan.

“Akan ada nilai tambah jika lele dikemas dengan menarik dan menjadi suatu olahan sebagai potensi Desa Sukowati,” pungkasnya.

Dari hasil penjelasan tersebut, dilanjutkan Ketua Pelaksana acara tersebut Maret Athin, menuturkan bahwa lele yang sudah siap di panen akan diolah menjadi abon lele dan dipasarkan secara online maupun offline. ***