Poktan Desa Tingkis Kecewakan Pengerjaan Bantuan Irigasi dari Pemkab
TUBAN, metro7.co.id – Proyek bantuan pembangunan irigasi dari Dinas Pertanian Kabupaten Tuban untuk kelompok tani (poktan) di Desa Tingkis, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban, diduga amburadul dan tak layak.
Bantuan pembangunan Irigasi untuk kelompok tani tersebut ditaksir mencapai 180 juta rupiah. Pengerjaannya sudah berjalan 2 bulan lebih. Namun, sampai sekarang belum selesai.
Kondisi bangunan dinilai kurang semen. Buktinya, terdapat beberapa beton yang retak. Pengerjaan yang proyek tak kunjung rampung, menambah amburadulnya proyek bantuan dari Dinas Pertanian tersebut.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua BPD Desa Tingkis, Soponyono. Setelah mendapat laporan dari masyarakat tentang pembangunan irigasi yang tidak layak, ia pun meninjau ke lokasi. Dia menemukan kondisi semen yang keropos dan beberapa beton yang sudah retak, padahal pengerjaan belum rampung.
“Ini salah satu proyek pembangunan di Desa Tingkis untuk kelompok tani, sebenarnya kalau dikerjakan dengan serius, pastinya sangat kokoh dan kuat. Semennya saya remas saja sudah rontok dan mropoli. Saya mohon supaya diperbaiki dan pemborong tidak hanya memanfaatkan proyek tanpa memperhatikan kualitas bangunan. Proyek ini terkesan amburadul,” ucapnya, Rabu (16/9/2020).
Santo selaku Ketua kelompok tani juga membenarkan, proyek tersebut sudah berjalan selama 4 bulan dan tak kunjung selesai. Oleh karena itu, saat ini proyek tersebut ditangani olehnya dan berusaha memperbaiki kekurangannya.
“Proyek bantuan ini dari Dinas Pertanian Kabupaten Tuban sebesar 180 juta, dan sudah 4 bulan berjalan. Tapi, saat ini sudah kami perbaiki semua titik-titik yang sangat parah pengerjaannya,” ujarnya.
Saat ditanya oleh awak media terkait kontraktor yang mengerjakan proyek tersebut, Santo enggan mengatakannya.
Warga petani di Desa Tingkis juga mengeluhkan kondisi tersebut. Seakan-akan proyek pembangunan irigasi untuk kelompok tani terbengkalai.
“Proyek ini sudah berbulan-bulan, tapi tak kunjung selesai. Pekerjanya dari luar desa semua. Kadang masuk kadang ya tidak, karena ada info katanya pekerjannya juga kurang bayaran,” ungkap salah satu petani Desa Tingkis yang tak mau disebutkan namanya.
Warga berharap agar kejadian ini ditindaklanjuti oleh aparat yang berwenang, agar tidak terjadi lagi di kemudian hari.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian saat dikonfirmasi melalui telepon belum menjawab ihwal pengerjaan proyek tersebut.***